Dugaan Misinformasi Pemilu, Kebijakan Iklan Meta Dikritik

Dugaan Misinformasi Pemilu, Kebijakan Iklan Meta Dikritik - GenPI.co
Perusahaan induk Facebook, Meta, diminta untuk berhenti mengizinkan iklan yang berisi misinformasi terkait pemilu. Foto: REUTERS/Dado Ruvic/Illustration

GenPI.co - Beberapa anggota Partai Demokrat yang menjabat sebagai pejabat tinggi pemilu di negara bagian mereka telah mengirimkan surat kepada perusahaan induk Facebook, Meta, memintanya untuk berhenti mengizinkan iklan yang berisi misinformasi terkait pemilu.

Dilansir AP News, dalam surat yang ditujukan kepada CEO Meta Mark Zuckerberg, menteri luar negeri dari Colorado, Maine, New Jersey, Oregon, Rhode Island, Washington dan Vermont mengatakan mengizinkan iklan semacam itu akan makin mengikis kepercayaan terhadap pemilu.

Selain itu, dikatakan dapat memicu ancaman kekerasan politik terhadap petugas pemilu, yang telah menyebabkan beberapa orang meninggalkan profesinya.

BACA JUGA:  Jika TikTok Menghilang di AS, Instagram dan Facebook Bisa Menang Banyak

Turut menandatangani surat tersebut adalah Menteri Luar Negeri Wisconsin Sarah Godlewski, yang tidak mengawasi pemilu.

“Meta memungkinkan para ekstremis dan penyangkal pemilu untuk makin melemahkan pemilu kita,” tulis para sekretaris dalam surat tersebut, yang dikirim melalui email ke raksasa teknologi tersebut pada hari Kamis.

BACA JUGA:  Meta Hapus Akun Instagram dan Facebook Pemimpin Tertinggi Iran Ayatollah Ali Khamenei

“Sebagai Menteri Luar Negeri, kami sangat menentang keputusan Meta yang mengizinkan iklan yang mempromosikan penolakan pemilu dan mendesak Anda untuk mencabut kebijakan ini sebelum menimbulkan lebih banyak kerusakan.”

Hampir empat tahun kemudian, teori konspirasi seputar pemilu 2020 dan klaim palsu mengenai penipuan dan manipulasi mesin pemungutan suara masih terus berlanjut.

BACA JUGA:  Ini Alasan Facebook Tutup Ribuan Akun di Amerika Serikat

Mantan Presiden Donald Trump terus bersikeras, meskipun tidak ada bukti kecurangan yang meluas, bahwa ia memenangkan pemilu tersebut saat ia berupaya untuk kembali ke Gedung Putih.

Silakan baca konten menarik lainnya dari GenPI.co di Google News

Berita Sebelumnya
Berita Selanjutnya