GenPI.co 
Puas mengeksplorasi beragam sisi Pasar Mangrove, sebanyak 60 wisatawan Singapura lalu berbagi kegembiraan dengan masyarakat. Mereka mengajak sekitar 50 anak yatim piatu di area Nongsa untuk melukis.
Beberapa juga terlihat bermain bersama. Meski terkendala bahasa, namun kegembiraan terlihat jelas dari raut wajah anak-anak dan para wisman tersebut.
Tak sekadar mengeksplorasi Pasar Mangrove, wisman Singapura juga melakukan kegiatan sosial.
Kegembiraan dilanjutkan dengan pemberian hadiah. Bingkisan tersebut berbentuk alat sekolah. Menjadi sinergi berbagai latar belakang, aktivitas tersebut menjadi kerjasama Montigo Resort, GenPI Batam, dan Komunitas Penjelajah Alam Kepri (PARI) hingga masyarakat Kampung Terih.
Pasar Mangrove memiliki hutan mangrove seluas sekitar 7 hektar. Nuansanya semakin eksotis dengan pelantar berupa jembatan kayu sebagai jalan penghubung. Pelantar ini memiliki panjang 100 meter.
Pasar Mangrove juga menyajikan suasana khas Melayu. Warna tersebut bisa dinikmati dari eksotisnya gaya arsitektur rumah warga. Wisatawan pun tidak segan mengarahkan mata kameranya untuk memroduksi konten terbaik.
“Ada banyak aktivitas yang bisa dijalani wisatawan di Pasar Mangrove. Semuanya tetap instagramable dan menarik sebagai konten media sosial,” ujar Nunung lagi.
Selain alam dan budayanya, Pasar Mangrove juga memiliki beragam kuliner khas. Memberi nuansa khas Kampung Terih, kuliner Ketam Rinjung ditawarkan. Varian penyajiannya dengan saos dan goreng tepung. Ada juga menu Ketam Bokop dengan bahan baku kepiting bakau. Kuliner ini ditawarkan dalam varian asam pedas, masakan lada hitam, dan saos.
“Pasar Mangrove memiliki berbagai kuliner. Kebanyak khas olahan laut. Cita rasanya tentu nikmat dan harganya ramah. Dan, para wisatawan Singapura tersebut terlihat sangat menikmati beragam kuliner yang ada di sana,” tandas Nunung.
Lihat video seru ini:
Silakan baca konten menarik lainnya dari GenPI.co di Google News
