Ada Manusia Kerbau di Banyuwangi

Ada Manusia Kerbau di Banyuwangi - GenPI.co
Kebo-keboan di Banyuwangi.

Budaya Indonesia yang kaya menyimpan sejuta keunikan. Bahkan keunikan tersebut tak pernah dibayangkan sebelumnya. Di Banyuwangi, ada ritual budaya unik bernama Kebo-keboan. Dalam ritual tersebut, orang bertingkah seperti hewan kerbau. Unik, bukan?

Hari Minggu (23/9) pagi, suasana di Desa Alasmalang, Kecamatan Singojuruh, Banyuwangi ramai sekali. Warga masyarakat bercampur baur dengan wisatawan. Yang menjadi magnet apa lagi kalau bukan Tradisi Budaya Kebo-koboan. Mereka ingin melihat atrraksi  yang masuk dalam Calender event Banyuwangi Festival itu.

Event Kebo-keboan sendiri dimulai dari persiapan para peserta berdandan layaknya kerbau (kebo). Mereka memakai aksesoris lengkap dengan tanduk buatan dan lonceng di lehernya. Agar semakin tampak mirip kerbau, mereka melumuri tubuhnya dengan cairan hitam yang terbuat dari oli dan arang. 

Ada Manusia Kerbau di Banyuwangi

Sebelum pawai Kebo-keboan dimulai, para Sesepuh di desa Alasmalang mengelar upacara selamatan hingga pembacaan doa. Hal itu untuk meminta berkah keselamatan selama acara berlangsung. Tampak hadir Kepala Biro Komunikasi Publik Kementerian Pariwisata Guntur Sakti dan Direktur Jenderal Kebudayaan Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan Hilmar Farid. Tak ketinggalan, Bupati Banyuwangi Azwae Anas turut hadir dalam ritual budaya yang digelar pada penanggalan Jawa 1-10  Suro itu.

Usai upacara selamatan, dimulailah arak-arakan kerbau manusia. Mereka diarak layaknya kerbau yang sedang membajak sawah lengkap dengan tali untuk mengikat kerbau. Para kerbau manusia didampingi petani dibelakangnya. Petani sendiri tidak bisa memaksa kemana Kebo-keboan itu berjalan, hanya sebatas mengarahkan. 

Mereka jalan ke segala arah untuk mencari kubangan lumpur. Menyeruduk warga yang melihat. Setelahnya, mereka menceburkan diri di kubangan yang dekat dengan balai desa. 

Setelah kebo-keboan berkumpul di kubangan, munculah peran Dewi Sri (Simbol Kesuburan dan Kemakmuran) untuk menebar benih. Hal itu sebagai petanda bila pertanian segera dimulai dan para kerbau sibuk berebut benih yang dilemparkan Dewi Sri itu. 

Silakan baca konten menarik lainnya dari GenPI.co di Google News

Berita Sebelumnya
Berita Selanjutnya