Kabata, Nyanyian Siklus Tani Masyarakat Kalaodi

Kabata, Nyanyian Siklus Tani Masyarakat Kalaodi - GenPI.co
Buku Se Dou Kalaodi. (Foto: Nyong Capalulu/GenPI Malut)

Ada pula yang namanya Kabata Dutu. Syair puitis ini didendangkan dengan irama yang dihasilkan dari bunyi tumbukan lesung. Syairnya bukan hanya bertemakan segala peristiwa ataupun kegiatan yang terjadi di masa lampau, tetapi juga mengungkapkan pesan-pesan bijak para leluhur dan pesan moral. Bahkan mengungkapkan hubungan antara manusia dengan alam, hubungan manusia dengan manusia dan manusia dengan sang pencipta.

"Kabata Dutu dilantunkan dalam bentuk kelompok dengan gaya saling berbalas. Masing-masing kelompok dipimpin oleh seseorang yang disebut suhu. Kegiatan ini di lakukan setalah warga melakukan panen padi ladang  yang ditumbuk secara beramai ramai sebelum di jadikan olahan makanan," Arifin menjelaskan.

“Jadi semua Kabata itu  berkesinambungan, mulai dari proses pembongkaran lahan, para petani menanam benih, hingga panen dan di olah. Semua ada Kabatanya. Kabata juga merupakan, ungkapan rasa syukur kegembiraan atas apa yang telah didapat,” tutup Arifin.

Silakan baca konten menarik lainnya dari GenPI.co di Google News

Berita Sebelumnya
Berita Selanjutnya