Reksonegoro, Desa Unik Masyarakat Jawa-Tondano di Gorontalo

Reksonegoro, Desa Unik Masyarakat Jawa-Tondano di Gorontalo - GenPI.co
Tradisi balap roda sapi masih tetap lestari di Desa Reksonegoro.

Keunikan desa ini selain rumah panggung adalah masih dirawatnya tradisi leluhur mereka, seperti rodat dan dames. Setiap pekan suara tabuhan rebana besar terdengar di desa ini, bergilir dari rumah ke rumah. Syair-syair dikumandangkan beriring hentakan membran rebana.

Ini adalah Shalawat Jowo, tradisi masyarakat Jawa masa lalu yang masih dipertahankan hingga kini. Bahkan di Jawa pun mungkin sudah tidak ditemukan lagi.

“Kami mewarisi dari para mbah, setiap pekan ada arisan dan pengajian yang didahului dengan Shalawat Jowo,” ujar Muhammad Kiyai Wonopatih.

Bagi kaum agraris, kesenian sering kali disandingkan dengan ritual. Ini untuk memuliakan hidup sebagai bentuk rasa syukur atas karunia Tuhan, hasil sawah berlimpah, tanaman tumbuh subur, dan ternak tak habis untuk dimanfaatkan.

Kelokan jalan aspal mengisi setiap lorong, tidak sulit untuk menemukan rumah tua dengan penghuninya yang ramah. Sapaan akrab akan selalu terdengar dari warga Jaton.

“Kami senang dikunjungi saudara dari jauh, silakan mampir untuk mencicipi teh hangat sambil bercerita,” kata Dewi, wanita setengah baya tersenyum ramah.

Bagi pelancong, suasana tradisional desa agraris ini adalah sajian yang memikat. Gerobak kuda yang masih menggunakan roda kayu berbalut besi masih ditemukan, kaum mudanya masih menyukai balap kuda dan gerobak sapi.

Sapa ramah warga sepanjang hari merupakan anugerah tersendiri bagi wisatawan, belum lagi suguhan kulinernya yang khas Jaton, juga beragam jajanan uniknya.

Silakan baca konten menarik lainnya dari GenPI.co di Google News

Berita Sebelumnya
Berita Selanjutnya