Pekanbaru Death Railway Aktif Lagi

Pekanbaru Death Railway Aktif Lagi - GenPI.co
Situs kereta api jaman belanda di Riau. (Foto: Skyriau.com)

“Rancangan jalur rel dibuat Belanda. Karena cost-nya dinilai mahal dan medan alam berat, proyek pun dibatalkan. Dokumennya disimpan di Lawang Sewu Semarang. Setelah Jepang masuk, proyek ini lalu direalisasikan,” jelas Osvian.

Mempercepat proyek, pembangunan rel kereta api ini dikerjakan bersamaan dari 2 sisi. Mengawali start dari Pekanbaru dan Sijunjung sekaligus, rel hampir tersambung di Kampung Koto Baru. Kampung ini masuk wilayah Kuantan Singingi. Namun, Nagasaki dan Hiroshima di bom atom pada 15 Agustus 1945. Imbasnya, proyek dihentikan dan rel yang ada justru digunakan untuk memulangkan tentara Jepang.

“Tentara Jepang ini dipulangkan melalui Singapura. Imbasnya, rel dan kereta api tidak jadi difungsikan. Apalagi, posisi di pelabuhan masih kosong pemerintahan,” tegasnya.

Setelah ditinggal pergi tentara Jepang, para pekerja (romusha) pun bebas. Mereka lalu bertahan dengan membuat kampung-kampung. Wajar bila disekitar poros rel kereta api muncul nama tempat seperti di Jawa. Contohnya, Purworejo, Purwodadi, Sidodadi, Sidomulyo, Rejosari, hingga Wonorejo. Karena para romusha tidak bisa menjalankan lokomotif, maka kereta api dibiarkan mangkrak di beberapa spot.

“Ada beberapa lokomotif yang dibiarkan di tempatnya. Sampai sekarang pun juga masih bisa ditemui di sana. Pada tahun 1976, rel pun dibongkar habis dan hanya tersisa di beberapa lokasi aja,” ujar Osvian.

Silakan baca konten menarik lainnya dari GenPI.co di Google News

Berita Sebelumnya
Berita Selanjutnya