Wah, Lantai Rumah Tradisional ini dari Kotoran Sapi, Loh!

Wah, Lantai Rumah Tradisional ini dari Kotoran Sapi, Loh! - GenPI.co
Desa Wisata Sasak Ende. (Foto: Ririn/GenPI.co)

terbuat dari tanah liat dan kotoran sapi, dindingnya terbuat dari anyaman kayu, dan atapnya dari jerami yang diganti setiap 7 tahun sekali.

“Lantai dari tanah liat dan kotoran sapi ini ada filosofinya. Karena disini mayoritas Islam dan percaya bahwa manusia terbuat dari tanah. Sementara kotoran sapi itu karena kehidupan masyarakatnya sangat dekat dan bergantung dengan hewan ternak,” kata Semi.

Di desa itu, pengunjung juga disuguhkan dengan atraksi dari anak-anak Desa Sasak Ende. Namanya Peresean. Itu adalah sejenis tarian yang ditampilkan dalam rangka menyambut tamu.

Wah, Lantai Rumah Tradisional ini dari Kotoran Sapi, Loh!

Peresean sendiri merupakan pertarungan antara dua lelaki dengan menggunakan tongkat kayu dan perisai dari kulit sapi. Namun kedua petarung juga harus tampil sambil menari. Uniknya, pertunjukkan peresean di Desa Ende ini dilakukan oleh anak-anak yang masih kecil, berkisar antara 5 hingga 8 tahunan. Meski masih anak-anak, namun mereka sangat lihai.

Untuk keperluan oleh-oleh, tak perlu khawatir. Di Desa Ende sebuah studio kecil tempat memajang souvenir khas Suku Sasak. Tak ada tariff khusus juga yang ditetapkan untuk memasuki desa ini. Pengunjung hanya perlu memberikan donasi seikhlasnya pada sebuah   kotak yang terdapat di pintu masuk Desa Sasak Ende.

Silakan baca konten menarik lainnya dari GenPI.co di Google News

Berita Sebelumnya
Berita Selanjutnya
Maraton Pilpres - JPNN.com

Maraton Pilpres

Sial kita saja: kalau semua pelanggaran etika dan hukum itu mereka lakukan ternyata kepentingan umumnya tetap nol. Kemajuan bangsanya tidak nyata.