Ini Bedanya Nasi Kucing Solo dan Yogyakarta

Ini Bedanya Nasi Kucing Solo dan Yogyakarta - GenPI.co
Seorang pembeli sedang memilih lauk pauk di nasi angkringan. (Foto: Nje)

GenPI.co - Pasti sudah tidak asing lagi dengan kata Angkringan atau Nasi Kucing. Ya betul, panganan khas Yogya dan Solo ini kian menjamur di pinggir jalan sekitar Jakarta. Nasi kucing berisikan nasi putih dengan lauk pauk secuil pula.

Tak heran jika banyak penikmat kuliner tak puas hanya makan satu porsi saja. Harganya cukup murah Rp 5.000. Dahulu para penjual nasi kucing menjual makanannya dengan cara keliling kampung, lalu berteriak hik hik. Hik ini adalah sebuah lagu rakyat yang biasa di nyanyikan pada tanggal 21 bulan Ramadhan, meskipun tak memiliki makna apa-apa namun penjual nasi kucing di Solo terkenal dengan sebutan Hik.

Beda Solo dengan Yogyakarta, di Yogya nasi kucing di sebut dengan angkringan, karena pembeli dapat mengangkat kaki atau disebut nangkring.

Baca juga: Locavore Ubud Jadi Restoran Terbaik Di Asia

Nah, berawal dari Solo dan Yogyakarta kini nasi kucing atau banyak dikenal dengan angkringan sudah banyak di temukan hampir di seluruh Pulau Jawa. Keberadaan nasi kucing ini semakin hits di Jakarta pada awal tahun 2000-an.

Selain itu nasi kucing ini sempat berjaya loh pada era reformasi tahun 1998 lalu, karena krisis keuangan banyak masyarakat yang akhirnya membeli panganan nasi kucing. Selain nasi bungkus berisi ikan teri dan sambal, nasi kucing ini bisa ditambahkan dengan aneka sate salah satunya sate telor, sate kulit, sate usus, sate bakso, tahu tempe bacem dan masih banyak yang lainnya.


NONTON VIDEO LENGKAPNYA DIBAWAH INI

Silakan baca konten menarik lainnya dari GenPI.co di Google News

Berita Sebelumnya
Berita Selanjutnya