Kerupuk Memang Renyah, Tapi Jangan Makan Banyak-banyak

Kerupuk Memang Renyah, Tapi Jangan Makan Banyak-banyak - GenPI.co
Kerupuk ternyata memiliki kandungan kalori yang tinggi. (Foto: Istimewa)

GenPI.co - Siapa yang tak kenal kerupuk, makanan pendamping yang disukai sebagian besar masyarakat Indonesia. Kerupuk biasa dimakan sebagai kudapan ataupun makanan pendamping bersama nasi, lauk dan sambal. 

“Kerupuk dikonsumsi sebagai bagian pelengkap makanan sehari-hari. Hanya sekedar meningkatkan nafsu makan,” kata guru besar pangan dan gizi Institut Pertanian Bogor, Prof. Ali Khomsan, Senin (8/4).

Makanan renyah tersebut memiliki citarasa khas, karena  berasal dari bumbu-bumbu yang dicampur dengan tepung dan tapioka. Kerupuk digoreng dengan banyak minyak. Itu menyebabkan kandungan kalorinya meningkat drastis.

Oleh karena itu, penting untuk mengontrol diri saat menikmati kerupuk. Karena jika terlau banyak, bisa mengakibatkan risiko obesitas, kolesterol dan tekanan darah tinggi.

“Karena terbuat dari aci maka kandungan kalori lebih menonjol dibandingkan gizi lain. Makan kerupuknya secukupnya, maka tidak akan menjadi problem,” ungkap Ali Khomsan.

Kerupuk pada umumnya hanya mengandung sejumlah besar karbohidrat berupa pati, serta lemak yang didapat dari hasil penggorengan. Sementara, kerupuk yang mengandung ikan dan udang juga mengandung protein.

Bagi kamu yang suka makan kerupuk, ada beberapa kiat  agar tetap sehat dan tidak terkena kolesterol akibat terlalu banyak makan makanan renyah tersebut. Pertama, pilih kerupuk yang tidak mengandung pewarna. Kedua, sebaiknya goreng kerupuk di rumah dengan minyak yang aman dan bersih. Terakhir, imbangi konsumsi kerupuk dengan konsumsi buah atau makanan yang kaya akan serat. 

Silakan baca konten menarik lainnya dari GenPI.co di Google News

Berita Sebelumnya
Berita Selanjutnya