KDRT Bikin Anak Trauma dan Ketakutan Melihat Orang Tua

KDRT Bikin Anak Trauma dan Ketakutan Melihat Orang Tua - GenPI.co
Kekerasan dalam rumah tangga (KDRT) berkontribusi memberikan pengaruh terhadap mental anak dalam pertumbuhannya. Foto: dok. GenPI.co

GenPI.co - Kekerasan dalam rumah tangga (KDRT) berkontribusi memberikan pengaruh terhadap mental anak dalam pertumbuhannya.

"Anak bisa menjadi trauma dan ketakutan melihat orang tuanya sendiri, bila pertengkaran dan KDRT disaksikan oleh anak," kata Akademisi Universitas Islam Negeri (UIN) Datokarama Palu Prof Sagaf Pettalongi, M.Pd, Minggu (9/10/2022).

Data Dinas Pemberdayaan Perempuan Perlindungan Anak (DP3A) Sulawesi Tengah mengungkap pada periode Januari-November 2021 telah terjadi sebanyak 477 kasus kekerasan, terdiri atas 105 kasus laki-laki sebagai korban, dan 437 kasus perempuan sebagai korban.

BACA JUGA:  Bisnis Rizky BiIlar Hancur Akibat Kasus KDRT terhadap Lesti Kejora

Berdasarkan tempat kejadiannya, kekerasan terbanyak terjadi di rumah tangga sebanyak 301 kasus.

Menurut Sagaf, data DP3A Sulteng menunjukkan bahwa KDRT masih sering terjadi yang dipengaruhi oleh berbagai faktor, utamanya masalah ekonomi.

BACA JUGA:  Baim Wong Terancam 16 Bulan Penjara, Terkait Prank KDRT

KDRT cenderung membuat anak mudah depresi, tidak fokus atau hilang konsentrasi, dan mengalami kesedihan yang berkepanjangan.

"Apabila anak itu adalah seorang pelajar, maka anak akan tidak konsentrasi dalam melaksanakan kegiatan-kegiatan atau tugas akademik. Hal ini berpengaruh terhadap emosional dan intelektual," ujarnya.

BACA JUGA:  3 Fakta Rizky Billar Mangkir dari Pemeriksaan Perdana Kasus KDRT

Bahkan, tidak sedikit dari pertengkaran atau kekerasan dalam rumah tangga membuat anak menjadi korban atau pelampiasan dari kekerasan tersebut.

Silakan baca konten menarik lainnya dari GenPI.co di Google News

Berita Sebelumnya
Berita Selanjutnya