Konselor Beber Masalah Suami Menjadi Korban Kekerasan dalam Rumah Tangga

Konselor Beber Masalah Suami Menjadi Korban Kekerasan dalam Rumah Tangga - GenPI.co
Masalah kekerasan dalam rumah tangga, masyarakat sering berasumsi bahwa itu adalah kesalahan suami. Namun, hal ini tidak berlaku pada semua kasus. Foto: envato elements/YuriArcursPeopleimages

Berbicara tentang mengapa sulit bagi pria untuk meminta cerai dari istrinya atas dasar kekejaman mental, Priyanka menilai pria yang mengakui kepekaan atau mencari dukungan untuk pelecehan emosional atau rasa tidak hormat dalam hubungan masih mendapat stigma di banyak masyarakat.

Karena laki-laki biasanya diharapkan menjadi anggota masyarakat yang kuat, tidak memiliki emosi, dan tabah, sulit bagi mereka untuk mengenali dan menangani kekejaman mental.

Selain itu, laki-laki biasanya diharapkan menjadi penyedia dan pelindung dalam hubungan karena norma-norma gender tradisional.

BACA JUGA:  3 Cara tetap Tenang Saat Berdebat Sengit dengan Pasangan

Norma-norma sosial ini mungkin dilanggar dengan mengakui pelecehan yang dilakukan pasangannya, yang dapat membuat mereka merasa malu atau tidak lagi menjadi laki-laki.

Pria mungkin takut untuk memberi tahu orang lain tentang pelecehan emosional atau rasa tidak hormat yang mereka hadapi karena takut dihakimi oleh masyarakat, keluarga, atau teman sebaya.

BACA JUGA:  3 Cara Menarik Menghabiskan Akhir Pekan Bersama Pasangan Tercinta

"Mereka mungkin khawatir akan dianggap lemah atau tidak mampu mengelola hubungan mereka," katanya.

Mengomentari langkah-langkah yang diambil laki-laki dalam hubungan yang penuh kekerasan.

BACA JUGA:  3 Zodiak Hari Ini Dimabuk Cinta, Bertemu Pasangan Sejati

Pria perlu memahami bahwa pelecehan emosional mempengaruhi orang-orang dari semua jenis kelamin dan dapat terjadi pada siapa saja.

Silakan baca konten menarik lainnya dari GenPI.co di Google News

Berita Sebelumnya
Berita Selanjutnya