UGM Ungkap Sebaran Covid-19 Varian Lokal Indonesia

08 Juni 2021 05:51

GenPI.co - Pokja Genetik FKKMK UGM melakukan penelitian terkait virus corona yang hanya ada di Indonesia atau disebut varian lokal.

Ketua Pokja Genetik Fakultas Kedokteran, Kesehatan Masyarakat dan Keperawatan (FKKMK) UGM, dr Gunadi menjelaskan pihaknya belum dapat memastikan apakah memang sejumlah sampel yang telah diperiksa memang termasuk dalam virus Covid-19 varian lokal. Walaupun memang sudah ada tanda-tanda ditemukan sejumlah sampel.

dr Gunadi mengatakan tanda-tanda ditemukan sejumlah sampel di antaranya merupakan dari Cilacap. Tetapi itu bukan varian of concern atau varian yang diwaspadai secara khusus.

BACA JUGA:  UI Dinobatkan PT Terbaik di Indonesia, Kalahkan UGM dan ITB

"Nah setelah ada hasilnya kan ternyata (sampel dari Cilacap) bukan varian delta atau varian of concern," kata Gunadi seperti yang dilansir dari Ayoyogya.com, Senin (7/6/2021).

Gunadi menjelaskan hasil dari pemeriksaan sampel itu jutsru ditemukan varian Covid-19 B.1.466.2. Diketahui bahwa varian Covid-19 B.1.466.2 itulah salah satu yang tengah disebut sebagai varian lokal.

BACA JUGA:  Penularan Covid-19 di Sleman Tinggi, UGM Belum Buka Sunmor

Kendati demikian pihaknya enggan untuk terburu-buru menyimpulkan bahwa varian tersebut termasuk ke dalam varian lokal Indonesia. Dikatakan Gunadi, pihaknya masih mendiskusikan kemungkinan itu dengan Kementerian Kesehatan.

"Jadi kita masih mendiskusikan itu dengan tim epidemiologi. Kemarin dikoordinasikan oleh Kementerian Kesehatan. Kita belum menyimpulkan apakah varian itu yang berdampak pada penyebaran di Cilacap. Masih diteliti oleh Kementerian Kesehatan," ungkapnya.

BACA JUGA:  Mahasiswa UGM Mulai Kuliah Tatap Muka

Gunadi tidak memungkiri saat ada disebutkan ada tiga varian virus Covid-19 yang dianggap sebagai varian lokal di Indonesia oleh peneliti Indonesia yang ada di luar negeri. "Dia (peneliti luar negeri) menyebutkan tiga varian yang diduga varian lokal Indonesia itu karena jumlah frekuensinya itu lebih tinggi di Indonesia yaitu B.14.66.2, B.1.470, dan B.1459," ujarnya.

Akibat dari frekuensi di Indonesia yang menguasai lebih dari 70 persen itu atau bisa dikatakan 500 sekian sampel varian itu ditemukan di Indonesia. Sehingga dugaan varian lokal itu muncul.

"Itu yang harus diteliti. Karena jumlah sampel di Indonesia itu katakanlah sekitar 1.800. Jumlah total seluruh dunia 1.8 juta, baru 0,1 persen. Jadi kalau mau menyimpulkan itu masih sulit. 0,1 persen dari total jumlah sampel di dunia kan masih sangat disedikit. Jadi dianggap untuk menyimpulkan itu masih harus hati-hati," bebernya. (*)

Silakan baca konten menarik lainnya dari GenPI.co di Google News

Redaktur: Hartanto Ardi Saputra

BERITA TERPOPULER

BERITA TERKAIT

Copyright © 2024 by GenPI.co