Gunung Merapi Luncurkan 19 Wedus Gembel dan 100 Kali Lava Panas

20 Juni 2021 08:51

GenPI.co - Aktivitas Gunung Merapi di perbatasan DIY dan Jawa Tengah mengalami peningkatan berkala. Balai Penyelidikan dan Pengembangan Teknologi Kebencanaan Geologi (BPPTKG) mencatat dalam periode pengamatan sepekan terakhir terdapat sejumlah awan panas dan guguran lava dari Merapi.

Kepala Balai Penyelidikan dan Pengembangan Teknologi Kebencanaan Geologi (BPPTKG), Hanik Humaida mengatakan awan panas guguran yang muncul dari Merapi tidak hanya menuju ke arah barat daya, tetapi juga ke tenggara. Aktivitas tersebut dirangkum dalam periode pengamatan dalam sepekan tepatnya sejak tanggal 11 - 17 Juni 2021.

Berdasarkan pengamatan, awan panas guguran terjadi sebanyak 19 kali dalam sepekan. Selain itu, sejumlah luncuran wedus gembel yang mengarah ke barat daya teramati mencapai jarak maksimal sejuah 2.000 meter atau 2 kilometer. Sedangkan luncuran ke arah tenggara jarak terjauh mencapai 1.000 meter atau 1 kilometer.

BACA JUGA:  Guguran Lava Merapi Terjadi 52 Kali, Aktivitas Vulkanik Tinggi

"Terekam pada seismogram sejumlah awan panas guguran itu dengan amplitudo maksimal 67 mm dan durasi 191 detik," kata Hanik dalam keterangan resminya.

Selain awan panas guguran yang teramati sebanyak ratusan kali. Guguran lava juga terus terjadi bahkan dengan intensitas yang lebih banyak dibandingkan awan panas.

BACA JUGA:  Gunung Merapi Luncurkan Awan Panas 1.600 Meter

Guguran lava teramati sebanyak 100 kali ke arah barat daya dengan jarak luncur maksimal 2.000 meter dan 8 kali ke arah tenggara dengan jarak luncur 1.000 meter.

Menurut Hanik, tercatat juga pertumbuhan kubah lava yang ada di Merapi. Volume kubah lava di sektor barat daya sudah mencapai 1.390.000 meter kubik dengan laju pertumbuhan 11.300 meter kubuk perhari.

BACA JUGA:  Gunung Merapi Alami 206 Kali Gempa Guguran dalam Sehari

Sedangkan untuk kubah lava di sektor tenggara tidak banyak mengalami perubahan. Volume kubah tengah sendiri terakhir diketahui sebesar 2.100.000 meter kubik. Menunjukkan adanya penambahan tinggi kubah tengah sebesar 1 meter.

Lebih lanjut terkait dengan deformasi Gunung Merapi yang dipantau dengan menggunakan EDM pada minggu ini menunjukkan laju pemendekan jarak sebesar 0,7 cm perhari. Intensitas kegempaan internal seperti vulkanik dangkal (VTB) dan fase banyak (MP) pada minggu ini lebih rendah dibandingkan minggu lalu.

Sementara itu, meski sempat terjadi hujan di puncak dalam beberapa hari terakhir, tetapi dilaporkan tidak ada banjir lahar maupun penambahan aliran di sungai-sungai yang berhulu di Gunung Merapi.

Hanik menambahkan potensi bahaya saat ini berupa guguran lava dan awan panas pada sektor selatan-barat daya meliputi Kali Kuning, Boyong, Bedog, Krasak, Bebeng, dan Putih sejauh maksimal 5 km. Sementara potensi bahaya pada sektor tenggara yaitu sungai Gendol sejauh 3 km.

Sedangkan untuk kemungkinan jika terjadi lontaran material vulkanik saat terjadi letusan eksplosif dapat menjangkau radius 3 km dari puncak. Selain itu kegiatan penambangan di alur sungai-sungai yang berhulu di Gunung Merapi dalam KRB III juga tetap direkomendasikan untuk dihentikan sementara waktu.

Perlu diketahui juga hingga saat ini, BPPTKG masih menetapkan status Gunung Merapi pada Siaga (Level III). Jika terjadi perubahan aktivitas yang signifikan, maka status aktivitas Gunung Merapi akan segera ditinjau kembali. (*)

Silakan baca konten menarik lainnya dari GenPI.co di Google News

Redaktur: Hartanto Ardi Saputra

BERITA TERPOPULER

BERITA TERKAIT

Copyright © 2024 by GenPI.co