Theresa May Mundur sebagai PM Inggris, Diaspora Bicara Brexit

25 Mei 2019 13:54

GenPI.co—  Tak kunjung menghasilkan kesepakatan untuk mengantarkan Inggris keluar dari kelompok Uni Eropa (Brexit) mengantarkan Theresa May mengumumkan pengunduran dirinya sebagai Perdana Menteri Inggris.

Pada pidato pernyataan pengunduran dirinya pada Jumat (24/5), Theresa May ingin mengundurkan diri sebagai perdana menteri pada 7 Juni 2019.

Perantauan asal Indonesia mengemukakan Brexit mempengaruhi kesempatan bagi diaspora yang ada yang ada di Inggris.

Baca juga:

Libatkan GenWi, PPI dan Diaspora NZ, Kemenpar Branding Dua Raksasa Event Sport Tourism

Sinergisitas BPODT dan Diaspora untuk Wisata Danau Toba

“Brexit buat kami, diaspora Indonesia di London sedikit-banyak ada pengaruh baik langsung maupun tidak langsung,” ujar Shandy Adiguna, Ketua DPLN Partai Solidaritas Indonesia (PSI).

Shandy Adiguna alumni ITB, salah seorang warga negara Indonesia yang bekerja di Investment Bank di London itu mengatakan tentunya saat Brexit diterapkan di Inggris, perekonomian di negara itu akan mengalami perlambatan di awal. Untuk saat ini, misalnya, semakin banyak perusahaan yang menutup usahanya di Inggris atau memindahkan asetnya dan usahanya ke luar Inggris. Hal ini menyebabkan banyak yang terkena pemutusan hubungan kerja.

Adiguna yang aktif dalam berbagai kegiatan diaspora di Inggris mengatakan jika Brexit terjadi, maka impor barang termasuk kebutuhan rumah tangga dan pangan dari Eropa akan terkena bea impor, selain pasokannya yang akan menurun. Hal ini akan menyebabkan harga-harga yang semakin membumbung tinggi,

Pada bagian lain Adiguna mengatakan kerja sama pendidikan, riset, budaya dan preservasi alam yang banyak mendapat dana dan bantuan dari Uni Eropa, akan banyak berkurang. Ini akan berdampak terhadap pelajar dan peneliti Indonesia yang sedang menuntut ilmu dan riset di Inggris.

"Namun dari segi positifnya, pasar tenaga kerja jadi lebih terbuka karena bisa bersaing secara setara dengan calon pekerja asal Uni Eropa," ujarnya.

Perundingan terkait Brexit dengan parlemen Inggris maupun dengan parlemen Uni Eropa berlarut-larut. Keputusan untuk keluar dari Uni Eropa menguak banyak komplikasi yang tidak terbayang sebelumnya sebagai konsekuensi dari Brexit.

Ini terbukti bukan pekerjaan mudah dan sangat sulit memenuhi target yang May janjikan saat pertama menjabat sebagai perdana menteri, dalam kurun waktu dua tahun. 

PM May juga menjanjikan keluar dari pasar tunggal Uni Eropa, tetapi tetap ingin memelihara hubungan dagang yang saling menguntungkan. 

Popularitas May terus tergerus dan diperparah dengan mundurnya beberapa tokoh utama seperti Boris Johnson dari kabinetnya. Pukulan terakhir adalah saat Andrea Leadsom, politisi satu partai yang juga mengundurkan diri dari kabinetnya beberapa hari sebelumnya. 

Puncaknya Theresa May menyatakan mundur dari jabatannya. (ANT)


Tonton juga video ini:

Silakan baca konten menarik lainnya dari GenPI.co di Google News

Redaktur: Linda Teti Cordina

BERITA TERPOPULER

BERITA TERKAIT

Copyright © 2024 by GenPI.co