GenPI.co - Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) mencatat 26 desa yang tersebar di empat kecamatan di Kabupaten Sintang, Provinsi Kalimantan Barat masih terdampak banjir yang terjadi pada Rabu (14/7), akibat hujan berintensitas tinggi dengan tinggi muka air dua hingga tiga meter.
"Kondisi per hari ini, tinggi muka air bervariasi. Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Sintang mencatat adanya kenaikan tinggi muka air di kawasan hilir setinggi 200 sentimeter, sedangkan di hulu, tinggi muka air turun menjadi 100 sentimeter," kata Plt Kepala Pusat Data, Informasi dan Komunikasi Kebencanaan BNPB, Abdul Muhari seperti yang dilansir dari Antara.
Abdul Muhari mengatakan dalam menyikapi situasi ini, BPBD Kabupaten Sintang terus melakukan penanganan darurat di lokasi terdampak, antara lain koordinasi dengan instansi terkait dan kaji cepat.
Lokasi yang hingga kini masih terendam banjir, yakni 13 desa di Kecamatan Kayan Hulu. Ke-13 desa itu adalah Desa Nanga Masau, Merah Arai, Tanah Merah, Lintang Tambok, Empakan, Topan Nanga, Nanga Tebidah, Entegong, Landau Bara, Kebarau, Tanjung Bunga, Emponyang, dan Nanga Payak.
Sedangkan di Kecamatan Kayan Hilir sebanyak 13 desa, yakni Desa S Buaya, Neran Baya, Melingkat, Kempas Raya, Buluk Panjang, Pelaik, Tanjung Putar, Nyangkom, Tuguk, Landau Beringin, Lalang Inggar, Pakak, dan Sungai Meraya.
Dua kecamatan lain yang terdampak banjir adalah Kecamatan Serawai dan Dedai. BPBD Kabupaten Sintang masih melakukan pendataan desa-desa terdampak di dua kecamatan tersebut.
Berdasarkan laporan dari BPBD Kabupaten Sintang, sebanyak 751 KK terdampak banjir di Kecamatan Kayan Hilir dan 377 jiwa mengungsi, dan saat ini tim lapangan masih terus melakukan pendataan. "Dari pendataan sementara, banjir juga menyebabkan kerugian material, yakni 751 unit rumah terendam," ujarnya.
Menurut perkembangan laporan di lapangan saat ini, sebagian wilayah terdampak banjir tersebut merupakan area yang sulit diakses, karena alur sungai sangat sempit dan arus air sungai sangat deras.
Bencana banjir mengakibatkan sebanyak 674 rumah warga di lima kecamatan di Kabupaten Mempawah, Provinsi Kalimantan Barat, kebanjiran. Banjir terjadi setelah hujan dengan intensitas tinggi mengguyur wilayah tersebut.
Abdul Muhari mengatakan bahwa rumah warga yang terdampak banjir tersebar di Kecamatan Sungai Kunyit, Anjongan, Toho, Sungai Pinyuh, dan Segedong. Menurut data Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Mempawah, banjir antara lain melanda wilayah Desa Sungai Kunyit Hulu di Kecamatan Sungai Kunyit serta Desa Anjungan Dalam, Anjungan Melancar, dan Kepayang di Kecamatan Anjongan.
Banjir juga meliputi wilayah Desa Terap, Sepang, Pak Utan, dan Toho Hilir di Kecamatan Toho; Desa Galang, Peniraman, dan Sungai Purun Kecil di Kecamatan Sungai Pinyuh; serta Desa Peniti Dalam II di Kecamatan Segedong.
Bencana banjir yang terjadi menyusul hujan deras disertai angin kencang di desa-desa tersebut berdampak pada 2.085 orang dan memaksa 14 keluarga mengungsi menurut data BPBD. "Dilaporkan juga, Dermaga Pelabuhan Terminal Kijing mengalami kerusakan berat akibat cuaca buruk yang melanda Kalimantan Barat Selasa hingga Rabu kemarin," kata Abdul Muhari. (ANT)
Silakan baca konten menarik lainnya dari GenPI.co di Google News