GenPI.co - Ketua Umum Perkumpulan Honorer K2 Indonesia (PHK2I) Titi Purwaningsih mengaku takut dan waswas.
Rasa was-was tersebut dikemukakannya karena khawatir jika bila passing grade di seleksi pegawai pemerintah dengan perjanjian kerja (PPPK) 2021 terlalu tinggi.
Sebab, jika passing grade itu ketinggian dibanding PPPK 2019, maka akan banyak honorer K2 yang tumbang.
"Kalau sudah membahas passing grade saya jadi pusing. Takut grade-nya tinggi, pasti banyak honorer K2 yang kesulitan mencapainya," kata Titi kepada JPNN, Kamis (29/7/2021).
Dia pun membandingkan dengan seleksi PPPK 2019.
Ketika mengikuti tes PPPK pada Februari 2019, Titi melihat lebih banyak kemudahan yang diberikan pemerintah. Passing grade-nya pun rendah, tetapi masih banyak yang tidak lulus.
Namun, kata Titi, itu bukan karena honorer K2 tidak punya kemampuan.
"Logikanya, itu, lo. Yang tua-tua disuruh menghafal kemudian mengisi lembar jawaban. Mereka sudah blank duluan karena gugup," ujarnya.
Karenanya, Titi berharap passing grade PPPK 2021 paling tidak sama seperti 2019.
Dia bahkan berharap, akan lebih baik lagi jika lebih rendah dibandingkan 2019, Semua ini dengan harapan, makin banyak honorer K2 yang lulus.
Hal ini, kata Titi, sejalan dengan niat pemerintah untuk menyelesaikan masalah honorer sampai 2023.
"Tahun 2019 yang mendaftar cuma sedikit. Formasinya 75 ribu, yang lulus cuma 51 ribuan. Kalau sekarang pasang grade lebih tinggi, ya, berat. Apalagi saingannya juga lebih banyak sekarang daripada 2019," tuturnya.
Titi optimistis, bila passing grade PPPK 2021 setara 2019 atau lebih rendah, kesempatan honorer untuk lulus di tahap 1 makin besar.
Mengingat sudah banyak honorer yang belajar dengan soal-soal yang kualitasnya sama dengan tahun lalu. (*/JPNN)
Silakan baca konten menarik lainnya dari GenPI.co di Google News