GenPI.co - Ada tradisi dilakukan oleh masyarakat Indonesia saat Idul Fitri, yaitu makan ketupat.
Untuk sebagian orang memasak ketupat ini menjadi hal yang sangat sulit dan rumit, mereka bisa memilih untuk membeli langsung untuk dimakan.
Namun, tahu kah kamu makna di balik kata ketupat ini?
Perkenalan Ketupat
Ketupat mulai diperkenalkan oleh Kanjeng Sunan Kalijaga kepada masyarakat Jawa. Pada saat pengabarannya, Sunan Kalijaga mulai membudayakan "Bakda".
Kata "Bakda" memiliki arti "setelah", dari sana ada dua bakda yang diperkenalkan oleh Sunan Kalijaga yaitu "Bakda Lebaran" dan "Bakda Ketupat".
Bakda Lebaran
Bakda Lebaran adalah saat Idul Fitri, seluruh umat muslim diharamkan untuk berpuasa pada 1 syawal. Pada tahun ini Idul Fitri 1440 Hijriah diperingati pada tanggal 5-6 Juni 2019.
Bakda Ketupat
Bakda Ketupat merupakan hari raya bagi orang yang melaksanakan puasa Syawal, selama enam hari lamanya. Bakda ketupat ini dilaksanakan pada satu minggu setelah Lebaran.
Ketupat
Ketupat merupakan singkatan dari kata "ngaku lepat" atau kupat. Memiliki arti mengakui kesalahan, namun ada yang mengatakan bahwa ketupat ini merupakan singkatan dari "laku papat" (empat tindakan).
Empat tindakan ini meliputi Lebaran, Luberan, Leburan, dan Laburan. Sehingga ketupat bisa diartikan dengan tradisi saat Lebaran. Untuk bentuk ketupat sendiri merupakan tali silaturahmi atau kesempurnaan.
Makna Luberan artinya meluber atau melimpah. Sebagai simbol ajaran untuk selalu bersedekah kepada mereka yang lebih membutuhkan.
Leburan memiliki arti habis dan melebur. Artinya, pada momen Lebaran semua dosa dan kesalahan akan melebur habis, dan saling memaafkan satu sama lain.
Laburan sendiri berasal dari kata "labur" atau kapur. Kapur adalah zat yang biasa digunakan sebagai penjernih air maupun pemutih dinding.
Ketupat tidak hanya lezat, tapi juga mengandung makna.
Silakan baca konten menarik lainnya dari GenPI.co di Google News