Upaya Pemuda Autisme Indonesia Tingkatkan Kesadaran Masyarakat

14 Agustus 2021 12:10

GenPI.co - Kesadaran masyarakat akan kondisi orang autistik masih rendah. Oleh karena itu, dibutuhkan lebih banyak wadah bagi orang autistik untuk melakukan advokasi diri.

Hal itulah yang dilakukan oleh Komunitas Pemuda Autisme Indonesia (PAI).

Pendiri PAI Lala Stellune mengatakan bahwa organisasi autisme di Indonesia baru ditujukan untuk para orangtua dari orang autistik.

BACA JUGA:  Kocok Alpukat Campur Madu Khasiatnya Dahsyat, Bikin Terbelalak

"Hal itu sangat disayangkan, karena di Barat, sudah banyak orang autistik yang ingin menyuarakan pendapat mereka sendiri," kata Lala Stellune kepada GenPI.co, Kamis (12/8).

Lala Stellune memaparkan bahwa pada awal PAI dibentuk, dia belum menemukan orang autistik di Indonesia yang ingin melakukan hal seperti itu.

BACA JUGA:  Air Rebusan Putri Malu Bikin Pria Makin Dahsyat, Istri Bahagia

Menurutnya, hal tersebut kemungkinan besar disebabkan masyarakat yang belum sepenuhnya peduli dengan kesehatan mental, terutama autisme.

"Makanya, aku hiatus dari 2015 sampai 2021 ini untuk mengumpulkan orang autistik dewasa. Di antara mereka adalah Hersinta, Julie Putra, Monica Subiantoro, dan Maisie Soetantyo," paparnya.

BACA JUGA:  Geprek Bawang Putih Tunggal Khasiatnya Mencengangkan, Siap Goyang

Perempuan 25 tahun itu menuturkan bahwa wadah PAI memang berbasis daring, mulai dari grup Discord, website, Instagram, Facebook, dan Twitter.

Semula, PAI ternyata menggunakan platform chat WhatsApp, tetapi diubah demi menjaga privasi para anggota.

"Banyak orang autistik yang tak ingin informasi pribadinya ketahuan, apalagi jika ada nomor orang iseng yang masuk grup WhatsApp hanya untuk mengeksploitasi orang autistik," tuturnya.

Kini, anggota tetap Komunitas PAI di Discord ada sekitar 36 orang.

Lala mengaku kaget dan kagum dengan anggota PAI yang ternyata banyak berlatar belakang ilmu psikologi.

"Banyak yang mereka baru benar-benar paham tentang autisme setelah mempelajari ilmu psikologi. Namun, kesadaran kami tumbuh dari lingkungan sekitar serta berita-berita di sosial media," ungkapnya.

Terkait kegiatan, anggota PAI rutin mengadakan support group tiap Jumat serta chat video untuk nongkrong dan urusan administrasi pada Sabtu.

"Support group itu lebih ke berbagi pengalaman yang dilanjutkan dengan sesi tanya jawab bersama terapis Kak Monic," tuturnya.

Selain kegiatan internal, PAI juga rutin menyebarkan informasi terkait autisme di sosial media resmi komunitas.

"Kami selalu berusaha menyebarkan pengetahuan yang menguntungkan dan mengedepankan posisi orang autistik," paparnya.

Lala berharap PAI dapat terus mengakomodasi orang autistik untuk dapat berpartisipasi di dalam masyarakat yang lebih inklusif.

Selain itu, diharapkan PAI dapat membuka akses bantuan fasilitas terbaik untuk orang autistik di Indonesia, baik kesehatan, pendidikan, hingga bekerja.

"Prinsip advokasi autisme di Indonesia ini adalah kerukunan bersama," ungkapnya.

Bagi masyarakat yang tertarik untuk belajar atau hendak menyampaikan pertanyaan, PAI dapat dihubungi lewat website pemudaautisme.org, Instagram @pemudaautisme, Facebook Pemuda Autisme Indonesia, dan Twitter @pemuda_autisme.(*)

Silakan baca konten menarik lainnya dari GenPI.co di Google News

BERITA TERPOPULER

BERITA TERKAIT

Copyright © 2024 by GenPI.co