Penjualan Batik Menurun Drastis, Banyak Pengrajin Alih Profesi

03 Oktober 2021 10:40

GenPI.co - Batik kini mulai diminati oleh generasi muda, bahkan menjadi salah satu fesyen ikonik.

Hari Batik Nasional pada 2 Oktober ini menjadi momen tepat untuk mempromosikan batik secara lebih luas, lintas generasi dan lintas batas negara.

Apalagi, setiap daerah di Indonesia memiliki corak khas batik masing-masing, memperkaya khazanah batik nasional.

BACA JUGA:  Peringati Hari Batik Nasional, Iriana Jokowi Beri Wejangan

Misalnya, batik Cirebon memiliki motif mega mendung, sedangkan batik Solo memiliki khas warna kuning dengan corak tanpa warna putih.

Sayangnya, industri batik juga turut terdampak hebat akibat pandemi Covid-19.

BACA JUGA:  Membatik Bersama Mendunia Pecahkan Rekor Muri

Penjualan menurun drastis sehingga membuat banyak pengrajin batik alih profesi.

Menurut Asosiasi Perajin dan Pengusaha Batik Indonesia (APPBI), penurunan penjualan mencapai hingga 80%.

Jumlah pengrajin batik juga turun drastis dari sebelumnya 151.656 pengrajin, menjadi hanya 37.914 orang yang masih aktif.

Ketua APPBI Komarudin Kudiya menyebut memang sejak pandemi Covid-19 banyak perajin batik yang tutup sementara.

Namun, adanya pelonggaran PPKM membuat pengrajin batik mulai bangkit.

Sejak pandemi Covid-19, Komarudin mengatakan pihaknya berupaya untuk melakukan penjualan melalui online.

Kolaborasi dengan berbagai komunitas pun dilakukan agar daya beli batik dapat meningkat.

Di sisi lain, Komarudin juga mengkhawatirkan sulitnya regenerasi bagi perajin batik yang terampil karena banyak perajin alih profesi.

Pekerjaan batik yang biasa menggunakan keterampilan tangan motorik halusnya bisa hilang sehingga menimbulkan masalah baru bagi pengrajin batik. (*)

Silakan baca konten menarik lainnya dari GenPI.co di Google News

Redaktur: Landy Primasiwi

BERITA TERPOPULER

BERITA TERKAIT

Copyright © 2024 by GenPI.co