GenPI.co - Slamet Maarif ungkap dugaan pergeseran hari libur keagamaan. Bagi Ketua Umum Persaudaraan Alumni alias PA 212, itu sangat memprihatinkan.
Ada kritikan tajam yang diarahkan ke pemerintah mengingat angka covid-19 saat ini mulai menunjukkan penurunan.
"Patut diduga ada indikasi tersistematis dan berlahan penghilangan nilai," kata Slamet Maarif kepada GenPI.co, Rabu (13/10).
Pentolan PA 212 ini mengatakan, sejarah pada suatu peristiwa keagamaan itu sangat berharga.
Sejarah yang terjadi pada hari itu diagungkan oleh penganutnya dan menjadi catatan syariat agama.
Slamet lantas mempertanyakan, mengapa pada hari bersejarah itu, umat justru dihadapkan pada hari libur yang telah digeser.
"Lambat lain saya khawatir syiar agama akan bisa hilang dari negeri yg mayoritas muslim ini," katanya.
Sebelumnya, Ketua MUI bidang dakwah dan ukhuwah Cholil Nafis juga mempertanyakan hal senada.
Menggeser hari libur keagamaan dengan tujuan menjaga mobilitas warga sudah dianggap tak relevan.
Sebab, angka covid-19 sudah menurun dan hajatan nasional sudah mulai digelar.
Dia pun meminta agar keputusan lama itu untuk diperbaharui.
Seperti diketahui, libur Maulid Nabi 2021 seharusnya jatuh pada 12 Rabiul Awal atau 19 Oktober.
Meskipun demikian, pemerintah menetapkan hari libur Maulid Nabi pada 20 Oktober 2021.(*)
Silakan baca konten menarik lainnya dari GenPI.co di Google News