Nggak Nyangka, Bripda Randy Bagus Bikin Novia Widyasari Menderita

07 Desember 2021 12:50

GenPI.co - Komnas Perempuan membuka tabir baru kasus Bripda Randy Bagus dan Novia Widyasari. Novia ternyata dibuat sangat menderita. Isinya banyak yang bikin nggak nyangka.

Berdasarkan laporan korban terhadap Bripda Randy Bagus ke Komnas Perempuan, terungkap betapa Novia sangat menderita.

Yang tidak kalah mengejutkan adalah adanya peran keluarga Bripda Randy Bagus dalam pemaksaan aborsi Novia. 

BACA JUGA:  Lihat, Wajah Memelas Bripda Randy di Balik Jeruji Rutan

Berdasarkan keterangan Novia dalam laporannya, aborsi itu juga mendapat dukungan dari keluarga Bripda Randy Bagus.

Karena dituduh menjebak pelaku itulah yang kemudian membuat Novia menjadi sangat depresi.

BACA JUGA:  Suara Lantang Ferdinand Hutahaean: Bripda Randy Bikin Malu Polri

Kondisi itu makin memburuk ditambah Novia baru saja ditinggal oleh ayahnya.

“Terlebih sebelum proses pemaksaan aborsi kedua, ayah dari korban meninggal dunia,” tandas Siti. 

BACA JUGA:  Kasus Novia Widyasari, Bripda Randy Terancam 5 Tahun Penjara

Bripda Randy Bagus Hari adalah penderitaan bagi Novia Widyasari Rahayu sejak awal mereka menjalin hubungan.

Rentetan kekerasan dan perlakuan Bripda Randy Bagus itu yang diduga membuat mahasiswi Universitas Brawijaya itu memutuskan mengakhiri hidupnya.

Komisioner Komnas Perempuan, Siti Aminah Tardi mengungkap, perlakuan Bripda Randy Bagus membuat Novia Widyasari mengalami depresi hebat.

Ada banyak rekam jejak yang bikin sedih. Sejak menjalin hubungan pada 2019, Novia menerima perlakuan yang sangat menguras emosi.

Akibatnya, Korban disebut Siti menjadi merasa tak berdaya, dicampakkan, dan disia-siakan.

Kondisi serba salah itu kemudian membuat Novia Widyasari menyakiti dirinya sendiri.

Salah satunya, dengan memukulkan sebuah batu ke kepalanya hingga membuat Novia harus mendapat perawatan medis.

“Berdasarkan konsultasi dan pengobatan ke psikiater, didiagnosa OCD gangguan psikosomatik dan lainnya,” beber Siti dalam konferensi pers virtual, Senin (6/12/2021).

Siti menilai, Novia dalam kondisi depresi berat. Dan itu sangat membutuhkan pertolongan dengan segera.

Siti dan timnya bergerak cepat. Pihaknya langsung merujuk Novia Widyasari mendapat layanan dari Pusat Pelayanan Terpadu Pemberdayaan Perempuan dan Anak (P2TP2A) Mojokerto.

Novia disebut Siti sempat menjalani dua kali konseling pada November lalu.

Akan tetapi, Novia tak pernah menjalani sesi konseling lanjutan yang sudah dijadwalkan.

Tak berselang lama, korban terlihat sudah tak kuat lagi menanggung beban dan depresi hebat.

Korban pun kemudian memutuskan mengakhiri hidupnya.

“Ketika akan dilakukan sesi (konseling) berikutnya, korban sudah meninggal,” ungkap Siti.

Salah satu hal yang membuat korban sangat terpukul adalah saat pelaku menolak untuk bertanggungjawab dan menikahinya.

Padahal, kata Siti, korban sudah dua kali dihamili oleh pelaku.

“Alasannya masih ada kakak perempuan yang belum menikah dan juga mempertimbangkan karir dari pelaku,” kata Siti. 

Upaya penyelesaian secara kekeluargaan juga dilakukan saat Novia Widyasari hamil untuk kedua kalinya.

Saat itu, ibu korban mencoba berkomunikasi dengan keluarga Bripda Randy Bagus.

“Korban malah dituduh sengaja menjebak Bripda Randy Bagus agar menikahi korban,” beber Siti. (*)

 

Silakan baca konten menarik lainnya dari GenPI.co di Google News

Redaktur: Agus Purwanto

BERITA TERPOPULER

BERITA TERKAIT

Copyright © 2024 by GenPI.co