GenPI.co - Ratusan orang tua murid dari Sekolah Dasar Negeri (SDN) 01, SDN 10 dan SDN 156 berunjukrasa terkait pembongkaran SDN 156 untuk di jadikan pasar.
Pantauan GenPI.co, penyampaian aspirasi itu digelar di halaman SDN 01 yang masih dalam satu kawasan dengan SDN 156 dan SDN 10, Rabu (10/7) di Jalan Ahmad Yani Pekanbaru. Sementara itu, proses belajar mengajar tetap berlangsung seperti biasa
Endah selaku Ketua Komite Sekolah SDN 10 mengatakan, pembangunan pasar akan dilaksanakan oleh Pemerintah Kota (Pemkot) Pekanbaru dalam waktu dekat ini.
"Kita sebagai orang tua murid menolak bila Pemkot menghancurkan sekolah untuk dijadikan pasar," kata Endah, kepada wartawan, Rabu (10/7)
Ia menuturkan, dua tahun sebelumnya masih dalam kawasan ini ada SDN 19 yang sudah dihancurkan untuk di jadikan pasar. Tapi sampai saat ini pasar itupun sepi tak berfungsi dan tidak ada penghuni.
"Kalau SDN 156 dibongkar nanti bakal digabung atau dimerjer dengan SD 01 dan SD 10. Bila kondisi itu terjadi tentunya lokal (ruang belajar, red) yang ada tidak mencukupi karena saat ini kondisinya kurang," ujarnya.
Baca juga:
Gedung Sekolah Berstatus Cagar Budaya ini Perlu Perbaikan
Pro Kontra Pelajaran Agama Dihapus di Sekolah
Undang-Undang Ternyata Tak Wajibkan Sekolah Pajang Foto Presiden
Endah menyampaikan, pihak Pemkot Pekanbaru hingga saat ini tidak pernah melakukakan komunikasi untuk melibatkan orang tua murid dalam proses penggabungan tiga SD Negeri ini.
"Kami baru mengetahui ada penggabungan sekolah, dari pihak sekolah ketika ada penerimaan murid baru tahun ini,"ujarnya.
Akibat kurangnya ruang belajar, puluhan siswa SDN 01 melakukan aktifitas belajar di halaman. Kemudian, kondisi itu menjadi viral di media. Akibat kejadian itu, pihak sekolah akhirnya memindahkan aktifitas belajar puluhan siswa itu ke Mushola.
Kepala Sekolah dan Guru di SDN 01, SDN 156 dan SDN 10 enggan memberikan komentar kepada wartawan tekait hal ini. Demikian pula beberapa guru di sekolah itu memilih menghindar ketika ditanya.
"Jangan saya yang diwawancarai, payah nanti jadinya," kata seorang guru yang tak mau disebutkan namanya.
Sementara, Kepala Bidang SD, Dinas Pendidikan kota Pekanbaru, Mardalis mengatakan mengungkapkan alasan penggabungan itu. Ia mengatakan, di kota Pekanbaru ada 18 SDN yang di-merger karena siswa di SDN itu tidak mencapai 1000 siswa.
"Disini ada tiga SD, 3 Kepala Sekolah, biaya operasionalnya besar," katanya singkat.
Saat ditanyakan terkait pembangunan pasar, ia pun enggan berkomentar.
Simak juga video menarik berikut
Silakan baca konten menarik lainnya dari GenPI.co di Google News