GenPI.co - Lembaga Penelitian, Pendidikan dan Penerangan Ekonomi dan Sosial (LP3ES) menyatakan, demokrasi tak akan bisa berjalan tanpa pelibatan perempuan dalam pengambilan keputusan.
Pasalnya, Peneliti LP3ES Julia Suryakusuma mengatakan bahwa sekitar 50 persen penduduk Indonesia adalah perempuan.
"Perempuan kerap tak terlibat dalam pengambilan keputusan mengenai hal-hal yang berdampak langsung pada kehidupan mereka," jelas Julia dalam webinar "Kesetaraan Gender: Prasyarat Masyarakat Adil, Makmur, dan Kuat", Selasa (28/12).
Menurut Julia, perempuan adalah ketidakadilan terbesar dalam abad ini.
Perempuan dinilai mengusung separuh dari nilai-nilai kemanusiaan, sehingga harus dianggap dengan serius.
Hal itu pun direspons LP3ES dengan mendirikan Pusat Gender dan Demokrasi (PGD) yang dipimpin langsung oleh Julia.
"Penamaan gender ini lebih inklusif, karena mencakup berbagai identitas dan ekspresi seksual yang tak terbatas dari dua orientasi seksual," jelas Julia.
Meskipun begitu, Julia tak keberatan jika divisinya disebut sebagai Pusat Perempuan dan Demokrasi.
Sebab, semua isu berkaitan dengan perempuan, mulai dari masalah sosial, politik, hingga lingkungan hidup.
"Semua aspek kehidupan berkaitan dengan perempuan. PGD ini adalah fasilitas bagi mereka yang ingin memperjuangkan kesetaraan gender, terutama untuk anak muda," ungkapnya.
Lebih lanjut, Julia berharap PGD dapat menjadi tempat belajar bagi lintas gender, sektor, ilmu, dan agama.
"Hanya dengan pendekatan multidimensional, kita bisa mengatasi berbagai persoalan yang dihadapi terkait gender dan demokrasi," pungkasnya.(*)
Silakan baca konten menarik lainnya dari GenPI.co di Google News