GenPI.co — Seluruh umat muslim di dunia akan memperingati Hari Raya Idul Adha, dan dalam momen hari besar ini, umat muslim khususnya bagi yang mampu dianjurkan untuk qurban. baik berupaa kambing, domba, maupun sapi. Sebagian orang juga sudah membeli hewan kurban dan siap untuk dibagikan di lingkungan sekitarnya.
Dijelaskan di atas bahwa berkurban dilakukan oleh orang mampu, lalu muncul pertanyaan, bagaimana hukumnya bila ada orang yang kelebihan harta atau orang kaya namun tidak qurban? Dosa atau tidak?
Berkurban harus ada siapa yang berkurban, waktu kurban, dan niat ketika memotong hewan kurban.
Jumhur ulama berpendapat bahwa berkurban hukumnya Sunnah Muakaddah artinya sunnah yang sangat, sangat dianjurkan karena mengikuti sunnah Rasulullah SAW.
Orang yang berqurban harus memiliki beberapa syarat, yakni beragama Islam, merdeka, atau bukan budak, mukallaf, baligh, dan mampu atau memiliki kelebihan harta yang cukup untuk membeli hewan qurban.
Kriterian mampu yang seperti apa? Inilah yang dimaknai berbeda-beda oleh sebagian kaum muslim.
Baca juga:
Jelang Idul Adha, Gojek dan Laznas Buka Layanan Kurban Massal
Jelang Idul Adha, Hewan Kurban di Gorontalo Diperiksa Kesehatan
Menurut Imam Syafi'I, mampu diartikan untuk orang yang akan berqurban memiliki harta lebih yang cukup untuk membeli hewan qurban pada hari raya Idul Adha. Harta lebih yang dimaksud ialah ketika digunakan untuk membeli hewan qurban, namun tidak mengganggu kebutuhan pokok hidupnya dan orang yang wajib ditanggung.
Sementara Imam Malik mensyaratkan orang mampu ialah orang yang memiliki harta lebih, dan harta lebih tersebut ketika digunakan untuk membeli hewan qurban tidak mengganggu kebutuhan pokok dalam satu tahun.
Ada pila Imam Ahmad bin Hambal, yang mengartikan mampu yaitu orang yang memiliki harta cukup untuk membeli hewan qurban, sekalipun dengan cara berutang, dan ia memiliki keyakinan bahwa ia mampu mengembalikan utang tersebut.
Simak juga video ini:
Silakan baca konten menarik lainnya dari GenPI.co di Google News