GenPI.co - Per Rabu, 2 Februari 2022, kasus aktif Covid-19 di Kepulauan Riau (Kepri), mengalami fluktuasi dibandingkan akhir tahun 2021 lalu. Angkanya kini mencapai 105 kasus.
Sebarannya terdapat di Kota Batam 72 kasus, Tanjung Pinang 17 kasus, Kabupaten Bintan 9 kasus, Karimun 5 kasus, dan Natuna 2 kasus. Sementara Kepulauan Anambas dan Lingga 0 kasus.
Gubernur Kepri, Ansar Ahmad, dalam rapat koordinasi penanganan Covid-19 bersama seluruh pemerintah kabupaten/kota dan Forkompida, mengatakan, lonjakan kasus aktif itu harus diantisipasi segera.
Untuk mengantisipasi melonjaknya kasus aktif itu dengan memperkuat tracing dan memberikan treatment yang baik.
"Tracing sangat menentukan untuk mengetahui kontak erat yang terkonfirmasi positif. Kemudian pastikan treatment harus dilakukan dengan baik. Tingkat kesembuhan tinggi, maka angka kasus aktif akan menurun,” katanya mengutip laman resmi Pemprov Kepri, Kamis (3/2).
Dia juga memberi arahan agar pasien yang terkonfirmasi positif untuk diwajibkan karantina terpadu di tempat yang telah disediakan oleh masing-masing pemerintah daerah.
Hal itu lantaran karantina mandiri terbukti menyulitkan Satgas untuk mengontrol pasien.
"Tempat-tempat karantina terpadu agar dikontrol kembali. Seperti Lohas, LPMP, serta Asrama Haji Batam. Cek kembali fasilitasnya, supaya isolasi terkontrol dan treatment yang baik dapat diberikan" kata dia.
Ansar juga memastikan program bantuan tunai bagi keluarga kurang mampu yang terkonfirmasi positif akan tetap dilanjutkan di tahun ini.
Hal itu dilakukan untuk menanggung kebutuhan keluarga yang ditinggalkan selama pasien menjalani masa isolasi.
"Masing-masing kabupaten dan kota harus memberikan perhatian untuk memenuhi kebutuhan keluarga pasien. Gunakan dana BTT (Belanja Tidak Terduga) karena memang peruntukannya untuk itu" kata Ansar.
Dia mengungkapkan, survey serology tahap kedua akan dilaksanakan 6 bulan setelah survey pertama. Pada survey pertama Kepri mendapat hasil yang baik yaitu sebesar 89 persen yang menunjukkan herd immunity masyarakat yang cukup baik.
"Karena serology harus dievaluasi 6 bulan sekali untuk mengetahui apakah antibodi tetap bertahan terhadap virus sekaligus menguji vaksin booster yang telah diberikan" katanya. (*)
Silakan baca konten menarik lainnya dari GenPI.co di Google News