GenPI.co - Badan Nasional Penanggulangan Terorisme (BNPT) merilis ciri-ciri penceramah radikal yang akhirnya menuai polemik hingga kegaduhan.
Direktur The Community of Ideological Islamic Analyst (CIIA) Harits Abu Ulya menganggap ciri-ciri penceramah yang dibongkar BNPT merupakan sebuah blunder.
"Publik akan menilai peristiwa ini sebagai permainan opini dan propaganda dengan posisi BNPT sebagai konduktor yang tidak transparan," ujar Harits kepada GenPI.co, Minggu (13/3).
Harits menjelaskan sikap BNPT terkait masalah ini sangat ambigu sehingga bisa memicu konflik berkepanjangan di tengah masyarakat.
BNPT sebelumnya diduga telah merilis sejumlah nama-nama penceramah beken yang masuk ciri radikalisme, seperti Abdul Somad, Felix Siauw, Adi Hidayat, hingga Ismail Yusanto.
Namun, hal itu dibantah BNPT. Direktur Pencegahan BNPT Brigjen Ahmad Nurwakhid menuturkan lembaganya hanya mengeluarkan ciri-ciri penceramah radikal.
Dengan begitu, dia memastikan BNPT tidak merilis daftar penceramah radikal yang sempat ramai dan beradar di media sosial (medsos).
Ahmad Nurwakhid menilai BNPT tidak memiliki kapasitas untuk merilis daftar penceramah radikal.
Selain itu, ciri-ciri penceramah yang dirilis BNPT sudah sesuai dengan aturan Undang-Undang (UU).
Tugas BNPT saat ini berfungsi untuk mengoordinasikan dan mencegah tindakan terorisme. (*)
Silakan baca konten menarik lainnya dari GenPI.co di Google News