GenPI.co – Tindakan persekusi yang berbuntut pada ujuk rasa di beberapa kota di Papua berimbas pula pada sektor Pariwisata. Kunjungan ke destinasi wisata Raja Ampat menjadi berkurang karenanya.
Sorong menjadi salah satu kota yang turut bergejolak dengan aksi aksi ujuk rasa menolak rasisme terhadap mahasiswa Papua di Surabaya dan Malang. Masa diberitakan memblokade jalan, membakar ban dan membuat kericuhan. Padahal Sorong menjadi transit bagi wisatawan yang hendak menuju Piaynemo, Raja Ampat.
Sepinya wisatawan yang mengunjungi destinasi wisata eksotis itu dikeluhkan olah para pelaku wisata setempat. Salah satunya Ombar yang mengakui bahwa kunjungungan wisatawan ke Piaynemo sepi pada tiga hari terakhir.
Baca juga:
Kapolri, Menko Polhukam dan Panglima Kunjungi Manokwari
Ada Orang Papua di Pembukaan Festival Budaya Bumi Reog
“[biasanya], destinasi wisata Piaynemo adalah destinasi wisata Raja Ampat yang sangat ramai dikunjungi wisatawan baik domestik maupun mancanegara karena dekat dengan Waisai, ibukota Kabupaten Raja,” katanya dilansir dari ANTARA, Kamis (22/8)
Dikatakan Ombar, biasanya dalam sehari ada 7-10 kapal wisata yang merapat ke Piaynemo. Masing-masing kapal atau speedboat itu bisa mengangkut paling sedikit 40 orang.
"Tiga hari belakangan ini, hanya satu atau dua speedboat yang berkunjung, sepi tidak seperti biasanya," ujar dia.
Ombar berharap masalah ini segera bisa dituntaskan. Pemerintah segera mengambil aksi dengan menangkap biang dari tindakan persekusi itu. Dengan begitu, tidak ada lagi unjuk rasa di kota-kota di Papua seperti Sorong dan yang lainnya. Sehingga, kunjungan wisatawan ke Raja Ampat kembali seperti semula.(ANT)
Jangan lewatkan video populer ini:
Silakan baca konten menarik lainnya dari GenPI.co di Google News