11 Santriwati Ponpes di Depok Jadi Korban Pelecehan, Miris!

29 Juni 2022 19:10

GenPI.co - Sebanyak 11 santriwati pondok pesantren (ponpes) di kawasan Beji Timur, Kota Depok, menjadi korban pelecehan seksual ustaz.

Kasus pelecehan itu sudah terjadi selama setahun terakhir.

Namun, kasus ini baru terungkap ketika para santriwati libur belajar dan pulang ke rumah masing-masing.

BACA JUGA:  Menko Airlangga Dorong Mahasiswa Menjadi Wirausaha Sukses

Selama ini, para santriwati enggan melaporkan dengan alasan tak mau menyusahkan atau membuat orang tua memikirkan keberadaan mereka di pondok pesantren.

Kuasa hukum para korban, Megawati mengatakan para santriwati ini diajak masuk ke satu ruangan dan di sanalah terjadi pelecehan

BACA JUGA:  Sri Mulyani Bawa Kabar Baik, Gaji ke-13 PNS Cair, Cek Rekening

Dia menyebut, satu hari sebelum pulang ke rumah, ada beberapa korban yang sempat diperkosa oleh empat orang yang dipanggil ustaz dan satu lelaki lainnya yang merupakan kakak kelas mereka.

"Jadi, setiap malam mereka (pelaku, red) datang ke kamar itu dan membekap, terus dilakukan pelecehan. Ada yang di kamar mandi dan ada yang di ruangan khusus," ungkap Megawati di Polda Metro Jaya, Rabu (29/6/2022).

BACA JUGA:  Kasus Meme Stupa Candi Borobudur, Roy Suryo Menyalahkan Buzzer

Menurutnya, ada salah satu korban yang paling parah kondisinya yaitu santriwati asal Bandung, Jawa Barat.

Akan tetapi, Megawati mengatakan keluarga korban itu tidak berani bersuara kepada awak media lantaran berstatus sebagai yatim piatu dan hanya tinggal bersama tantenya.

Megawati menyebut setiap hari korban itu mengeluh kesakitan di bagian organ tubuhnya.

Merasa prihatin, dia pun berencana menjemput santriwati asal Bandung itu dalam waktu dekat.

"Saya panggil. Insyaallah nanti saya akan jemput dalam minggu ini. Saya akan jemput (korban di Bandung, red)," jelasnya.

Hingga saat ini, baru ada 11 santriwati yang diketahui menjadi korban pelecehan.

Megawati menduga masih ada korban lainnya yang mengalami hal serupa, tetapi tidak berani untuk bicara.

Meski begitu, dia belum memiliki bukti fisik dalam perkara ini. Tetapi, sudah merekam semua pengakuan dari para korbannya.

"Beberapa korban bilang sakit buang air kecil dan beberapa bilang masih bengkak anunya," tandasnya.

Dari belasan korban, hanya lima orang santriwati yang berani bicara ke orang tuanya dan membuat laporan ke Polda Metro Jaya.

Setelah membuat laporan, tiga orang santriwati berinisial A, T, dan R langsung dimintai keterangan oleh penyidik Polda Metro Jaya.

Sedangkan, dua orang lainnya belum dilakukan pemeriksaan lantaran tempat tinggalnya ada di Bandung dan masih dalam kondisi sakit serta trauma.

Sebelum mengambil langkah hukum, kata Megawati, para korban sudah sempat melaporkan kejadian ini ke pihak pondok pesantren.

Namun, para santriwati itu justru mendapat jawaban bahwa seolah-olah hal itu biasa dan kerap terjadi di pondok pesantren. (*)

Silakan baca konten menarik lainnya dari GenPI.co di Google News

Redaktur: Cahaya Reporter: Theresia Agatha

BERITA TERPOPULER

BERITA TERKAIT

Copyright © 2024 by GenPI.co