GenPI.co - Bharada E alias Richard Eliezer tidak lagi didampingi pengacara nyentrik Deolipa Yumara dalam upaya pengungkapan kasus pembunuhan Brigadir J.
Sebuah surat pencabutan kuasa hukum dengan tanda tangan Bharada E yang dikirimkannya secara tiba-tiba kepadanya menghentikan pendampingan itu.
Surat itu dikirimkannya via aplikasi perpesanan WhatsApp ketika pengacara itu sedang di acara wawancara program acara Kontroversi di stasiun televisi MetroTV, Kamis (11/8) malam.
“Jadi saya dapat WA dari anak buah saya, pengacara dari kantor saya di Condet. Surat pencabutan kuasa,” ucap dia sembari menunjukkan salinan surat itu di ponsel pintarnya.
Deolipa mengatakan bahwa surat pencabutan kuasa itu ditulis dalam format ketikan. Padahal menurutnya, kondisi Bharada E alias Eliezer di tahanan tidak memungkinkannya untuk mengetik.
“Wong dia tahanan. Biasanya Eliezer ini suka nulis tangan, tapi ini diketik dan tanda tangan,” beber dia.
Dalam acara itu, pengacara berambut gondrong itu lantas membacakan surat pencabutan kuasa bermaterai yang baru didapatnya itu.
“Ini saya santai ya, saya baca (surat) ini tanpa tendensi apa-apa, tanpa pesan apa-apa,” ucap dia.
Deolipa sendiri adalah pengacara yang ditunjuk Polri untuk mendampingi Bharada E dalam menghadapi kasus pembunuhan Brigadir J yang sedang menjerat dia.
Dia ditunjuk setelah pengacara sebelumnya yakni Andreas Nahot Silitonga mengundurkan diri dari kasus yang menghebohkan masyarakat itu.
Upaya Deolipa dalam dalam turut membela klien-nya bahkan mendapat apresiasi dari Menkopolhukam Mahfud MD.
Dalam konferensi pers pengumuman penetapan Ferdy Sambo sebagai tersangka pada 9 Agustus 2022, Mahfud menyebut Deolipa sebagai seniman
“Itu bagus nyentrik, rambutnya panjang kayak seniman apa adanya. Tapi bagus juga, masyarakat mengerti,” kata Mahfud MD sembari memberi acungan jempol.(*)
Silakan baca konten menarik lainnya dari GenPI.co di Google News