GenPI.co - Harga beras mengalami kenaikan seiring dengan naiknnya harga padi di sejumlah daerah. Menteri Perdagangan (Mendag) Zulkifli Hasan pun mengimbau masyarakat agar tak perlu khawatir.
Mendag menyatakan pemerintah akan berjanji memberi subsidi terhadap selisih harga jualnya.
"Misalnya harga beras dari Bulog sekian, lebih, bisa dibantu subsidi jadi tidak perlu khawatir sebetulnya karena dibiayai pemerintah (selisih harganya)," ujar Mendag dikutip ANTARA, Jakarta, Minggu (25/9).
Ia menjelaskan harga beras saat ini mulai naik karena harga gabah naik dari Rp4.400 menjadi Rp5.500 mengingat tiap daerah di Jawa seperti Jawa Timur, Jawa Tengah dan Banten membuat gabah dan banyak perusahaan yang menyerap gabah tersebut.
Zulkifli memastikan masyarakat tidak akan membayar lebih mahal terhadap harga beras mengingat pemerintah memiliki memiliki mekanisme cadangan stabilisasi harga dan pasokan (CSHP) ini.
“Saat ini cadangan beras pemerintah (CBP) yang ada di gudang milik Perum Bulog mencapai 800 ribu ton sehingga masih akan mampu mencukupi kebutuhan hingga akhir tahun,” papar Zulkifli.
Ia pun mengaku tak akan ragu untuk mengambil langkah dalam mengimpor beras jika memang diperlukan untuk memenuhi kebutuhan.
"Soal beras tidak ada tawar menawar karena (kontribusinya) terhadap inflasi 3,3 persen. Beras langka tidak kebayang. Impor pun saya rela. Agar itu betul-betul dijaga. Kalau mahal harus ada operasi pasar," tegasnya.
Ia menjelaskan, secara rata-rata harga beras mengalami kenaikan 0,9 persen dibandingkan tahun lalu dengan harga beras medium yang disalurkan pemerintah saat ini berada di sekitar Rp9.000 per kilogram sedangkan beras premium di sekitar Rp10.000 per kilogram.(ANT)
Silakan baca konten menarik lainnya dari GenPI.co di Google News