GenPI.co - Ketua Badan Eksekutif Mahasiswa Universitas Indonesia (BEM UI) Bayu Satria mengaku sempat ingin ditangkap oleh polisi saat demonstrasi di kawasan Patung Kuda, Jakarta Pusat, Jumat (30/9).
Saat itu, demo mahasiswa sempat memanas ketika memblokade jalan di bundaran air mancur Patung Kuda.
Tindakan tersebut langsung memancing peristiwa dorong-dorongan dengan kepolisian.
Bayu mengaku sempat ditarik salah satu petugas kepolisian yang berada di lokasi.
"Saya kemudian menanyakan, 'Bapak mau menangkap saya?' Dia bilang, 'Iya, saya mau menangkap kamu', lalu saya menanyakan dasar hukum petugas tersebut ingin menangkap saya. Petugas itu langsung terdiam," ujarnya.
Bayu juga menilai kepolisian telah melakukan tindakan yang represif saat demonstrasi berlangsung.
"Oleh karena itu, kami menyatakan menolak tindakan represif yang dilakukan oleh aparat di samping dan belakang," ujarnya.
Sementara itu, Bayu juga mengeklaim ada sejumlah mahasiswa yang terkena tindakan represif aparat kepolisian.
Dia menyebut ada mahasiswa yang dipukul sampai berdarah oleh kepolisian
"Aparat kepolisian yang seharusnya mengayomi malah mengeluarkan kata-kata binatang kepada kami," ungkapnya.
Berdasarkan hal tersebut, Bayu menyatakan pihaknya membenci tindakan yang dilakukan kepolisian dalam demonstrasi kali ini.
Oleh karena itu, dia mengajak seluruh elemen masyarakat untuk berdemonstrasi dengan tajuk Puncak Pengkhianatan Rezim pada 20 Oktober 2022 di Jakarta.
Bayu mengatakan demonstrasi yang digelar pada 30 September 2022 di Jakarta merupakan momentum awal pergerakan.
"Bukan puncak, melainkan 20 Oktober nanti tepat tiga tahun dilantiknya Jokowi-Ma'aruf, kami akan tumpah ruah di Jakarta," tegasnya.
Silakan baca konten menarik lainnya dari GenPI.co di Google News