Di Dena Day, Siswa SLB Don Bosco Tampilkan Batik Dance

03 Oktober 2019 10:33

GenPI.co - Berbagai pihak  merayakan Hari Batik yang jatuh pada Rabu (2/10). Tak terkecuali di Sekolah Luar Biasa (SLB) B Dena Upakara Wonosobo. Di acara Dena Day yang dihelat sekolah itu, salah satu pesertanya tampil membawakan Batik Dance.

Dena Day sendiri adalah pesta malaikat Pelindung sekolah SLB Dena Dena Upakara Wonosobo. Di acara itu para peserta dari sekolah  luar biasa lain ikut meramaikan. Termasuk siswa-siswa putra dari SLB/B  Don Bosco Wonosobo yang mempersembahkan Batik Dance itu.

Baca juga:

PM Australia Pakai Batik, Jokowi: Seperti Pria Solo

Alih-alih Rusuh, Demo Buruh di Semarang Malah Begini

Rosawitha Armaya, guru pembimbing mengungkapkan bahwa tarian yang disajikan tersebut selain juga khusus ditampilkan untuk acara Dena Day, juga salah satu wujud untuk memperingati hari Batik.

“Salah satu penampilan siswa-siswa di Dena Day, sekaligus memperingati hari batik yang sudah ditetapkan sebagai warisan kemanusiaan untuk budaya lisan nonbendawi oleh UNESCO dan diperingati tiap 2 Oktober kita menampilkan Batik Dance,” ungkap perempuan yang sering disapa Witha, Rabu.


Batik Dance di Dena Day. (Foto: Wening)

Menurut Witha, menjadikan batik sebagai suatu kekayaan yang spesial dari Indonesia dan melestarikan batik adalah salah satu tujuan mengenalkannya pada para siswa. Terlebih dengan ditampilkan di atas panggung, batik diharapkan menginspirasi dalam rupa gerak dan tarian.

“Dengan tarian ini, kami hanya ingin menunjukkan bahwa batik itu juga bisa menginspirasi untuk membuat tarian. Plus mengenalkan motif-motif batik. Karena dalam tarian, anak-anak  selalu membentangkan motifnya. Yang tampil dari siswa kelas 8 dan juga kelas 5 dan 6,” ungkapnya.

Sepuluh anak berlatih bersama Hengky Krisnawan, budayawan Wonosobo. Mereka juga dibimbing oleh Witha selama beberapa hari bahkan harus menyiasati waktu istirahat mereka mengingat jadwal sekolah mereka yang cukup padat. 

Jonathan Andri Gracia, siswa kelas 8 yang akrab dipanggil Jojo, mengungkapkan bahwa dirinya senang karena setelah ikut menari.  Banyak hal baru didapatnya, termasuk motif yang menarik.

“Kami diperkenalkan dengan Batik Wonosobo, Jogja, Solo, dan Pekalongan. Bahkan kami sekarang juga tahu ada motif parang, motif truntum dan ada juga seperti di keraton. Saya ingin bikin baju dari kain-kain indah ini,” ungkapnya.

Simak video berikut ini:

Silakan baca konten menarik lainnya dari GenPI.co di Google News

Redaktur: Paskalis Yuri Alfred

BERITA TERPOPULER

BERITA TERKAIT

Copyright © 2025 by GenPI.co