GenPI.co - Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika Stasiun Ambon, Maluku mencatat pada Sabtu (12/10/2019) gempa susulan masih terus terjadi. Berdasarkan catatan BMKG, guncangan gempa yang terjadi hingga pukul 22.00 WIT terjadi sebanyak 17 kali di Pulau Ambon.
Dengan tambahan 17 gempa susulan yang terjadi pada Sabtu tersebut, maka total gempa susulan yang terjadi di Ambon sejak 26 September 2019 menjadi 1.442 kali.
BMKG mencatat gempa bumi yang dirasakan di Kepulauan Ambon ini menunjukkan tren penurunan, jika dibandingkan dengan gempa susulan yang terjadi sejak hari-hari pertama. Yaitu setelah gempa berkekuatan 6,8 magnitudo mengguncang Ambon dan sekitarnya pada Kamis (26/9/2019). Gempa ini meluluhlantahkan sebagian hunian warga.
Dari 1.442 kali gempa susulan, sebanyak 171 diantaranya dirasakan warga Ambon getarannya.
Diperkirakan guncangan gempa susulan masih akan terjadi. Gempa susulan disebabkan karena pergeseran blok bebatuan di kerak bumi yang sangat luas.
Pergeseran batuan itu yang menyebabkan guncangan gempa, karena ketidakseimbangan di zona tersebut.
BACA JUGA: Bocah Maluku Tak Takut Gempa: Beta Jadi Berpotensi Libur!
Sementara itu, usai dilanda gempa berungkali yang mengakibatkan ribuan warga mengungsi, Badan Nasional Penanggulangan Bencana memperpanjang masa tanggap darurat Kabupaten Maluku Tengah selama tujuh hari mendatang.
Perpanjangan masa tanggap darurat ini dilakukan karena penanganan korban gempa belum maksimal. Perpanjangan dilakukan yang semestinya Kamis (10/10/2019) menjadi 16 Oktober 2019.
BACA JUGA: Jokowi Beri Santunan Bagi Keluarga Korban Gempa Ambon
Kepala Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BPNB) Doni Monardo menyatakan, bahwa sebagian korban masih membutuhkan penanganan dan pertolongan. Hal ini menjadi alasan masa tanggap darurat perlu diperpanjang.
Silakan baca konten menarik lainnya dari GenPI.co di Google News