GenPI.co - Tragedi Bintaro merupakan salah satu kecelakaan paling kelam dalam sejarah Indonesia.
Peristiwa memilukan yang terjadi pada 19 Oktober 1987 itu merenggut ratusan korban jiwa.
BACA JUGA: Mengenang 32 Tahun Tragedi Bintaro, Ingat Dahsyatnya Tabrakan KA
Kecelakaan terjadi ketika kereta api Patas No 220 dari arah Tanah Abang menuju ke arah Merak bertabrakan dengan KA No 225 dari Rangkasbitung ke Tanah Abang.
Berikut ini 3 fakta tentang Tragedi Bintaro:
1. Jumlah korban
Jumlah korban dalam Tragedi Bintaro disebut-sebut mencapai 136 jiwa. Mereka meninggal akibat kecelakaan itu.
Sebagian dari mereka meninggal dengan kondisi tubuh yang mengenaskan.
BACA JUGA: Fakta Tragedi Bintaro, 32 Tahun Silam: Mayat Bergelimpangan…
Sementara itu, korban yang terluka dikabarkan mencapai kurang lebih 300 orang.
Kecelakaan itu disebut-sebut murni karena human error alias kesalahan manusia.
2. Masinis dipenjara 5 tahun
Slamet Suradio yang merupakan masinis kereta api nomor 225 dikurung selama lima tahun akibat kecelakaan memilukan itu.
Dia juga diberhentikan dari pekerjaannya. Padahal, Slamet sudah bekerja selama 20 tahun di Perusahaan Jawatan Kereta Api (PJKA).
Kondektur KA 225 Adung Syafei juga mendapat hukuman. Dia dipenjara selama dua tahun enam bulan.
Sementara itu, Umriadi yang merupakan pemimpin Perjalanan Kereta Api, PPKA, Stasiun Kebayoran Lama, dipenjara sepuluh bulan.
3. Dijadikan judul lagu dan film
Tragedi Bintaro mengilhami beberapa pelaku seni untuk menuangkan kejadian itu dalam karya mereka.
Salah satunya ialah Iwan Fals yang membuat lagu berjudul 19/10 untuk mengenang Tragedi Bintaro.
Sementara itu, Ebiet G Ade membuat lagu berjudul Masih Ada Waktu karena terinspirasi dari kecelakaan mau itu.
Tragedi Bintaro juga diangkat menjadi film dengan judul yang sama pada 1989.
Film itu disutradarai oleh Buce Malawau. Para pemain dalam film itu antara lain Roldiah Matulessy, Ferry Octora, dan Lia Chaidir. (*)
Silakan baca konten menarik lainnya dari GenPI.co di Google News