Ruben Onsu Bantah Pakai Pelaris, Ini 4 Tempat Pesugihan Tokcer

12 November 2019 20:00

GenPI.co - Diberitakan sebelumnya, sebuah video beredar di YouTube berisikan tudingan restoran milik Ruben Onsu melakukan pesugihan demi laris.

Video tersebut menyertakan Roy Kiyoshi atau Robby Purba sedang berbincang tanpa menyebutkan nama toko atau pun bisnis.

Video tersebut membuat Ruben dan keluarga merasa telah dicemarkan nama baiknya. 

BACA JUGA: 4 Langkah Mudah Menangkal Santet atau Pelet, Kamu Bisa Coba…

Bahkan adik Ruben Onsu, Jordi Onsu telah melaporkan akun YouTube bernama Hikmah Kehidupan yang diduga telah mengupload video itu ke Polda Metro Jaya.

Roy Kiyoshi yang merasa terseret kasus itu langsung menegaskan bahwa kabar tersebut adalah hoaks alias palsu.

Klarifikasi disampaikan langsung Roy lewat akun Instagram miliknya. Dia mengunggah screenshot video YouTube akun Hikmah Kehidupan yang menyebut bisnis restoran Geprek Bensu milik Ruben Onsu melakukan pesugihan dengan menyertakan foto dirinya.

BACA JUGA: 5 Ciri Warung Kuliner Memakai Jin Pelaris, Ini Kata Mbah Mijan

"Berita hoax," ungkap Roy Kiyoshi, Senin (11/11).

Sementara itu Jordi menegaskan sudah melaporkan ke Polda Metro Jaya.
 
"Aku melaporkan akun digital yang memang membuat berita tidak benar. Bisa dibilang fitnah, pencemaran nama baik," beber Jordi Onsu.

BACA JUGA: Restoran Geprek Bensu Dituduh Pakai Pesugihan, Ini Kata Kiyoshi 

Sementara lain, ditengah Ruben Onsu mati-matian membantah tuduhan memakai pesugihan, malah banyak orang tergiur memiliki kekayaan dengan cara singkat dan mudah tanpa usaha keras. 

Sebagian memilih melakukan bisnis haram dan usaha ilegal untuk mendapatkan kekayaan. Bahkan tak sedikit yang menjalankan ritual pesugihan.

Keberadaan tempat usaha atau pun rumah makan yang menggunakan pesugihan ternyata faktual. Beberapa pebisnis masih mengandalkan kekuatan mistis untuk membuat usahanya laris manis. 

BACA JUGAIni Dia 10 Tanda Rumah Ada Makhluk Halusnya, Tempatmu Bagaimana?

Sekali pun mereka sadar kalau ada nyawa yang dipertaruhkan, tapi demi kesuksesan dan uang yang banyak, hilangnya nyawa tidak lagi dikhawatirkan.

Ritual Pesugihan bertujuan untuk memajukan bisnisnya secara pesat, mendapatkan jabatan yang diinginkan atau kekayaan dalam waktu cepat tanpa banyak melakukan usaha keras.

BACA JUGA: 5 Pose Menantang Sally Adelia, Nomor 3 Bikin Kaku Pria

Meskipun mereka tahu akan konsekuensi yang akan ditanggung diri dan keluarganya. Ritual Pesugihan ini masih diminati banyak orang. Berikut GenPI.co membeberkan Ritual Pesugihan yang populer di masyarakat.

Pesugihan Gunung Kawi

Satu daerah yang jadi favorit pelaku pesugihan adalah Gunung Kawi. Tempatnya terletak di Desa Wonosari, Kecamatan Wonosari, Malang, Jawa Timur. Konon, ritual pesugihan di Gunung Kawi dilakukan dengan cara yang sangat sederhana. Para peziarah sekedar diwajibkan untuk melakukan ritual tapa brata selama tiga hari di bawah sebuah pohon keramat bernama pohon Dewandaru. 

BACA JUGA: Deretan Artis Top Bantah Pakai Susuk, Nomor 3 Mengaku Khilaf

Ritual pesugihan Gunung Kawi dilakukan pada hari baik. Jika ingin mendapatkan kekayaan secara mendadak, seseorang harus melakukan ritual pesugihan pada hari Jumat Legi. Atau juga pada tanggal 12 setiap bulan Suro juga jadi waktu yang ramai dikunjungi pelaku pesugihan.

Kedua hari ini dipilih untuk ritual pesugihan karena tepat memperingati wafatnya Eyang Djoego (Jugo) dan Eyang RM Iman Soedjono (Sujo). Keduanya adalah pembantu pangeran Diponegoro. Konon, kedua hari tersebut menjadi hari keluarnya khodam pesugihan di Gunung Kawi.

BACA JUGA: Hati-hati! Nih Dia Jenis Pesugihan Gaib Agar Cepat Kaya

Sebelum tapa brata, peziarah tersebut diwajibkan terlebih dahulu melakukan mandi suci yang dipimpin langsung oleh juru kunci. Ketika melaksanakan ritual ini, peziarah harus melakukan kontrak mati atau semacam perjanjian dengan penguasa gaib Gunung Kawi. Mereka harus bersedia memberikan tumbal nyawa pada sang penguasa setiap tahun untuk melanggengkan kekayaannya.

Selepas mandi, pelaku pesugihan ini harus bersila di atas selembar daun pisang. Ia tidak boleh makan, minum, dan tidur selama tiga hari. Mereka juga tidak diperbolehkan buang air besar dan air kecil, kecuali mengeluarkannya di atas daun pisang yang didudukinya.

BACA JUGA: Mas AHY Berpenampilan Papa Rock n Roll, Netizen: Tetap Ganteng…

Tapa brata dihentikan jika mereka telah dihampiri selembar daun dari pohon Dewandaru yang gugur dengan sendirinya. Daun itu harus jatuh tepat di tubuh. Gugurnya daun Dewandaru menandakan bahwa  untuk menjadi kaya melalui jalur pesugihan Gunung Kawi telah disetujui oleh penguasa gaib yang menunggu pohon Dewandaru. Nantinya, daun itu harus disimpan di dalam bantal alas tidurnya.

Konon, setelah satu tahun, pemilik pesugihan biasanya akan mulai mengalami peningkatan dalam kehidupan ekonominya. Ketika itulah ia harus menyerahkan tumbal seorang manusia yang masih memiliki hubungan darah dan sepersusuan dengannya. Ia harus menunjuknya dan merelakan kepergian saudaranya itu untuk dijadikan pesuruh di kerajaan gaib Gunung Kawi.

BACA JUGA: Prabowo Subianto Patriot Sejati, Gemuruh Tepuk Tangan Menggema…

BACA JUGA: Soal Desa Hantu, Bupati Cantik Ini Blak-blakan Sentil Sri Mulyani

Tumbal harus diberikan melalui ritual tertentu. Seorang yang ditunjuk menjadi tumbal biasanya akan mati secara mendadak tanpa diduga-duga. Selain itu, setiap kali memberi tumbal, kekayaan pemilik pesugihan diyakini akan melonjak secara drastis. Namun tetap saja, kekayaan yang didapat karena bersekutu dengan makhluk gaib ini tidak akan pernah langgeng.

Pesugihan Pocong

Pesugihan merupakan perjanjian antara manusia dengan makhluk gaib baik itu jin atau siluman. Dimana perjanjian tersebut jelas memiliki syarat yang harus dipenuhi. 

BACA JUGA: Ramalan Mbah Mijan Mulai Terbukti, Barbie Kumalasari Nggak Nahan…

Apabila seorang manusia telah melakukan perjanjian bersama makhluk gaib, jelas ada resiko yang harus dihadapi. Dan bila kita pikirkan lebih dalam, pihak manusialah yang sangat dirugikan. 

Untuk menggunakan Pesugihan Pocong ada beberapa syarat yang harus dipenuhi.

Pertama dia harus bersedia melayani pocong setiap malam Jumat Kliwon di kamar khusus. Kedua dia tidak boleh sampai lupa menyediakan sesajen pada waktu-waktu tertentu. Bila semua syarat telah dipenuhi, sang dukun akan bergerak. Meminta pertolongan pada Raja Pocong untuk memberikan satu rakyatnya sebagai pesugihan. Setelah perjanjian terjalin, si Pocong akan standby didepan toko kelontong.

BACA JUGA: Pilpres 2024: NasDem Usung Anies Baswedan-Kang Emil, Keren Nggak?

Bila melakukan perjanjian dengan pocong, akan ada risiko yang didapatkan. Terlebih lagi perjanjian ini tidak bisa dibatalkan. Setiap malam Jumat Kliwon, pria ini akan berpakaian rapi seperti menyambut seorang tamu. Kemudian dia akan masuk kedalam kamar khusus tersebut. 

Si Pocong akan berubah menjadi wanita cantik dan siap dilayani. Bila syarat-syarat pesugihan pocong tadi tidak dilakukan, risikonya adalah dia akan kehilangan orang tersayang mereka sebagai tumbal. Baik itu anak, istri, orang tua atau nyawa mereka sendiri.

BACA JUGA: Jasad Korban Tsunami Aceh 2004, Ditemukan Warga Saat Mencangkul

Pesugihan Monyet atau Kera 

Di Jawa Timur, ada banyak tempat untuk ritual ngipri atau pesugihan. Salah satunya di daerah Ngujang, Tulungagung. Di tempat ini terkenal dengan pesugihan monyet atau kera, atau dalam Bahasa Jawa biasa disebut ketek.

Tidaklah sulit menemukan tempat ritual pesugihan ini. Jika hendak menuju Kota Tulungagung, pasti melewati Desa Ngujang. Dan jika melewati Desa Ngujang, pasti akan mengira tempat ini adalah area lokalisasi. Sebab, selain terkenal sebagai tempat pesugihan, Desa Ngujang juga dikenal sebagai lokalisasi atau komplek tempat para pekerja seks komersial (PSK) mengais rezeki.

BACA JUGA: Ini Dia Tokoh Nasional yang Bergabung ke Partai Gelora Indonesia

Sementara area pesugihan Kera berada di kompleks pemakaman umum, di sebelah selatan Sungai Brantas, tepatnya di sisi utara Desa Ngujang. Di tempat tersebut, terdapat dua makam umum di sisi kiri dan kanan. Kedua makam itu saling berhadap-hadapan dan hanya dipisah jalan raya.

Satu komplek pemakaman Pecinan atau China, satunya lagi makam Jawa. Dan di tempat inilah, tempat hidup dan berkumpulnya ratusan, bahkan ribuan monyet, atau warga sekitar biasa menyebutnya lokasi Ketekan.

BACA JUGA: Anies Baswedan Terperosok Lem Aibon di Majalah Tempo

"Di situ, orang-orang yang datang, biasanya meminta pesugihan," terang Duryono, warga Desa Campur Darat, Tulungagung.

Lelaki paruh baya itu menceritakan, ada tata cara khusus untuk menjalani ritual pesugihan di Ngujang. Ada perjanjian-perjanjian khusus yang harus dipenuhi sang pemuja sebagai mahar (mas kawin).

"Termasuk dia (pemuja pesugihan) harus bersedia menjadi penghuni makam Ngujang dan berkumpul bersama ketek-ketek di sana ketika ajal menjemput. Saat masih hidup-pun, si pemuja juga wajib memberi tumbal kepada makhluk gaib yang menguasai makam Ngujang."

BACA JUGA: Bandul Politik 2024, Peluang Anies Baswedan Dihambat Langkah PSI

Sementara warga sekitar, meyakini kalau ketek-ketek yang menghuni makam Ngujang, adalah perwujudan si pemuja pesugihan yang sudah meninggal, termasuk wujud tumbal yang pernah dijadikan persembahan si pemuja semasa hidupnya. Singkat kata, monyet-monyet itu adalah makhluk jadi-jadian alias jelmaan siluman.

Namun populasi monyet-monyet itu tidak bertambah maupun berkurang dari dulu. Dalam bahasa ilmiah, angka kelahiran monyet itu sama dengan angka kematiannya.

Pesugihan Tuyul

Pemilik tuyul umumnya adalah orang yang ingin kaya tanpa harus kerja keras. Dipercaya Tuyul suka sekali menyusu pada wanita yang menjadi istri pemilik tuyul (atau dirinya kalau yang memelihara adalah wanita).

BACA JUGA: Sibuk Rapat, Mulan Jameela Nggak Nahan: Halo Sayang...

Wanita tersebut wajib menyusui tuyul tiap pagi hari. Mereka para tuyul ini sangat mahir menghilang dan lari cepat namun tidak mampu berubah wujud.

Ketika terlihat oleh manusia, dia akan tampak seperti wujud aslinya. Namun dia tidak bisa merubah wujud seperti jin yang lain. Dan orang yang memelihara tuyul memiliki ciri-ciri tertentu.

BACA JUGA: 5 Pose Menantang Sally Adelia, Nomor 3 Bikin Kaku Pria

Pertama, jika makan malam pasti akan disisakan dan pemelihara tidak boleh mencuci tangan setelah makan karena tuyul peliharannya akan menjilatinya ketika dia tidur nanti.

Kedua, Pemelihara tuyul kerap berjalan dengan kedua tangan yang berada di pinggang belakang seolah-olah tengah menggendong sesuatu. Dia mengelilingi kompleks untuk survei lokasi rumah yang akan dijadikan sasaran.

BACA JUGA: Tamara Bleszynski Tetap Seksi, Kalau Pergi Ke Pasar Bikin Nganga

Ketiga, pemelihara tuyul biasanya memilki banyak warna cat di rumahnya karena tuyul mempunyai karakter seperti anak-anak yaitu sangat menyukai warna-warna. Dan terakhir di kamar pemilik tuyul, terdapat banyak kembang dan sesajen untuk ritual.(GenPI.co)


 

Silakan baca konten menarik lainnya dari GenPI.co di Google News

Redaktur: Tommy Ardyan

BERITA TERPOPULER

BERITA TERKAIT

Copyright © 2024 by GenPI.co