GenPI.co - Kabar duka datang dari dunia seni Indonesia kembali. Musisi sekaligus budayawan senior Djaduk Ferianto meninggal dunia pada Rabu (13/11) dini hari karena serangan jantung. Kabar duka ini dikonfirmasi oleh sang kakak, Butet Kartaredjasa melalui pesan singkat yang diterima GenPI.co.
Mengenang karya-karya besar sang maestro tentu tak dapat terlepas dari kesuksesan Festival Jazz Gunung Bromo pada Juli lalu. Acara akbar yang digagas oleh seniman asal Yogyakarta tersebut sukses menyedot ribuan pecinta musik jazz di seluruh dunia.
BACA JUGA: Sebelum Meninggal, ini Unggahan Terakhir Djaduk Ferianto di IG
Menariknya, tak hanya menyuguhkan musik Jazz klasik, Festival Jazz Gunung Bromo 2019 juga mengawinkan genre musik lain ke dalam satu panggung. Seperti penampilan kolaborasi grup musik besutan Djaduk Ferianto, Ring Of Fire (ROF) dengan seniman campursari Didi Kempot.
Djaduk yang juga salah satu penggagas acara ini mengatakan kolaborasi ini disebut menarik dan unik, karena Didi Kempot tampil dan melebur dalam nuansa jazz. Namun DNA Didi dengan campursarinya tentu tetap terasa.
Adek kandung Butet Kartaradjasa itu menjelaskan untuk tampil di gelaran akbar ini, Didi telah melakukan latihan dengan anggota ROF lainnya di Jogja selama beberapa waktu. Ia memilih empat lagu yang dianggap melegenda dari Didi untuk diaransemen ulang menjadi sentuhan jazz.
BACA JUGA: Seniman Djaduk Ferianto Tutup Usia, Selebriti Tanah Air Berduka
“Ini sebetulnya bakal menarik, beberapa pengisi acara menurut saya unik, saya sebut di project Ring Of fire ada Didi Kempot, sang the God Of the Broken Heart,” ujar Djaduk kala itu.
Tak hanya Didi Kempot, grup ROF asuhannya juga membawa kejutan lain. Diantaranya ada Ricard Hutapea, Debu, Geliga, dan musisi dari Perancis serta Belanda.
“Mereka begitu melihat vanue nya sudah merasa terkagum-kagum dan pasti akan ngefek di panggung,” tukas Dajduk.
Selamat jalan Djaduk!
Silakan baca konten menarik lainnya dari GenPI.co di Google News