Fakta Kawin Kontrak di Puncak, Turis Timteng Suka Model Ini...

29 Desember 2019 16:45

GenPI.co - Fenomena kawin kontrak di kawasan Puncak, Bogor, Jawa Barat, seolah tidak ada matinya. 

Hingga kini, belum diketahui sejak kapan praktik tersebut mulai terjadi. 

BACA JUGA: Aura Prabowo Wow Banget, Menantu RI-1 dan Anak RI-2 Minta Restu

Ironinya lagi, satu daerah yang ramai dikunjungi turis Arab kini berubah nama menjadi Kampung Arab.

Kehadiran turis Timur Tengah memang ada positifnya, akan tetapi, di sisi lain kehadiranya membawa aroma nista. 

BACA JUGA: Gus Mus Blak-blakan Ungkap Mahfud MD: Hati-hati Jabatan Bisa...

Bukan sekadar mudahnya menyalurkan hasrat lewat kawin kontrak ini, akan tetapi maharnya pun dinilai sangat murah sekali. 

Bupati Bogor, Ade Yasin mengatakan bahwa hasil penelitian Pemkab Bogor, tarif kawin kontrak tersebut mulai dari Rp 5 juta sampai Rp 20 juta, dengan rentang waktu kontrak mulai dari satu hingga dua bulan.

BACA JUGA: Tirulah Wali Kota Perempuan Ini, Tak Hanya Duduk di Sofa Empuk

Sementara ada enam desa di kawasan Puncak, Bogor, kerap dijadikan lokasi kawin kontrak. 

"Di sekitar Desa Tugu Utara, Desa Tugu Selatan, Desa Batulayang, Desa Cibeureum, Desa Cisarua, dan Desa Cipayung," ujar Ade di Cibinong, Kabupaten Bogor, Jumat (20/12).

BACA JUGA: Membongkar Maraknya Kawin Kontrak di Puncak, Ijab Kabul di Vila

Kendati demikian, menurut Ade, bahwa masyarakat Puncak Bogor tidak terlibat dalam perkara kawin kontrak. 

Menurutnya, kawin kontrak mayoritas dilakukan oleh eks tenaga kerja wanita (TKW) asal Cianjur Selatan dengan turis dari Timur Tengah.

BACA JUGA: 4 Fakta Penyerang Novel Baswedan, Nomor 2 Bikin Naik Darah

Namun, untuk mengurangi durasi kebersamaan kawin kontrak tersebut, para muncikari mulai memainkan praktik kawin kontrak ini dengan sistem semalam atau pun per jam.

BACA JUGA: Ramalan Wirang Birawa di 2020, Artis Sangat Populer Sakit Parah

Hal tersebut terungkap, setelah polisi berhasil membongkar praktik kawin kontrak di perumahan elite Kota Bunga di Kecamatan Cipanas, Cianjur, Jawa Barat.

BACA JUGA: Koruptor Bak Raja, Selalu Dapat Fasilitas Mewah di Penjara

"Keempat tersangka Fany, Aditya, Dasep, dan Kuswandi, ditangkap setelah petugas mendapat laporan warga yang resah dengan kegiatan perdagangan orang di perumahan yang biasa dihuni turis asing asal Timur Tengah," jelas Kapolres Cianjur AKBP Juang Andi Priyanto, Sabtu (28/12).

BACA JUGA: Wow... Tim Kuasa Hukum Bongkar 3 Kejanggalan Kasus Novel Baswedan

Berdasarkan keterangan tersangka, wanita muda tersebut ditawarkan pada turis asal Timur Tengah yang menghuni sejumlah vila di perumahan tersebut dengan tarif Rp 500 ribu sampai Rp 1 juta per satu jam.

BACA JUGA: Kisah Pak Jokowi Dibentak Gadis NTT, Ini Akibatnya...

Saat ini, menurut dia, tersangka masih menjalani pemeriksaan secara intensif di Mapolres Cianjur, sedangkan belasan korban yang rata-rata masih berusia 20 tahunan akan dikirim ke panti rehabilitasi di Sukabumi.

BACA JUGA: Kapolri Blak-blakan: 710 Anggota Polri Turunkan Kehormatan Negara

Sementara beberapa korban mengatakan tergiur dengan tawaran muncikari karena faktor ekonomi. 

Bahkan beberapa orang di antaranya telah berkali-kali melayani turis asing yang memesan.

BACA JUGATak Ada yang Mengira, Khasiat Sumsum Tulang Sapi Wow Banget

"Karena terdesak kebutuhan sehari-hari, saya terpaksa bekerja seperti ini. Penghasilan yang saya dapat dibagi dengan muncikari dan perantara," kata Sintia, seorang korban yang mengaku warga Kecamatan Cipanas. 

Menurut pengakuan para korban ini, biasanya yang menjadi favorite turis Timur Tengah itu minta yang kulitnya putih, mulus dan tubuhnya seksi.

"Itu mah, yang cepat diambil sama pelanggannya," ujar Sintia seraya menutup wajahnya.(*)

Silakan baca konten menarik lainnya dari GenPI.co di Google News

Redaktur: Tommy Ardyan

BERITA TERPOPULER

BERITA TERKAIT

Copyright © 2025 by GenPI.co