Erick Thohir Blak-blakan Tentang BUMN Merugi, Ini Daftarnya...

18 Januari 2020 16:40

GenPI.co - Menteri BUMN Erick Thohir mengeluarkan peraturan yang mengatur kategori kelas layanan pesawat, yang boleh digunakan para pengurus perusahaan BUMN dalam perjalanan dinas untuk menciptakan empati.

BACA JUGA: KPK Tidak Boleh Tangani Kasus PT Asabri, Ini Kata Menko Polhukam

"Maka dari itu kami menciptakan empati di BUMN, saya mengeluarkan peraturan di mana kalau perusahaan BUMN-nya itu meraih untung maka naik pesawatnya kelas bisnis, tapi kalau rugi naiknya kelas ekonomi," jelas Erick Thohir di Jakarta, Jumat, 17 Januari 2020.

BACA JUGA: Jakarta Diprediksi Segera Tenggelam, Ini Hasil Penelitian LIPI

Erick Thohir menilai, empati seperti itu sangat dibutuhkan dalam perusahaan-perusahaan BUMN, dan dirinya berharap agar rekan-rekan perusahaan pelat merah itu bisa mengerti dan memahami hal tersebut.

Menteri BUMN ini juga sempat melontarkan pernyataan keras terkait beberapa eksekutif BUMN yang bergaya hidup mewah, di kala perusahaan BUMN yang dipimpinnya merugi.

BACA JUGA: Nasib Honorer K2 Lulus PPPK Semakin Mengenaskan...

Erick Thohir menegaskan gaya hidup bukan tidak boleh untuk sesuatu yang memang layak didapatkan, akan tetapi ketika perusahaannya merugi, maka para pimpinan harus menjalani gaya hidup prihatin atau sederhana.

BACA JUGA: Menhan Prabowo Beli Kapal Fregat dari Denmark, Luhut Semringah...

Sebagai catatan, sebanyak tujuh BUMN masih mencatatkan rugi. 

Ironinya, ketujuh BUMN tersebut sudah mendapatkan suntikan modal dari pemerintah melalui Penyertaan Modal Negara (PMN). 

BACA JUGA: Horee... Ini Jabatan PNS yang Tak Kena Perampingan Birokrasi

BUMN yang rugi tersebut kini menjadi perhatian Menteri BUMN.

1. PT Krakatau Steel Tbk 

PT Krakatau Steel Tbk (Persero) seolah sulit lepas dari kerugian. Perusahaan baja pelat merah ini mencatatkan rugi sebesar 211,91 juta dollar AS atau sekitar Rp 2,96 triliun (kurs Rp 14.000) pada kuartal III 2019. 

BACA JUGA: Presiden Jokowi Akan Rombak Besar-besaran Eselon I, Ini Dia...

Perusahaan yang memiliki kode emiten KRAS ini pernah mendapatkan suntikan modal PMN sebesar Rp 1,5 triliun pada tahun 2016. 

2. Perum Bulog 

BUMN penyalur beras ini juga tak luput dari catatan rugi. Bulog pada tahun 2018 membukukan rugi sebesar Rp 962 miliar. 

Penyebabnya karena terdapat kelebihan pengakuan pendapatan atas penyaluran Rastra. 

BACA JUGA: Sesalku Seumur Hidup, Kesetiaan Suami Jadi Ratapanku...

Bahkan di September 2019, Bulog mencatatkan kerugian sebesar Rp 955 miliar. 

Kali ini kerugian tersebut tercatat dalam segmen Public Service Obligation (PSO) atau penugasan pemerintah terhadap Bulog. 

Bulog sendiri telah mendapatkan PMN sebesar Rp 3 triliun pada tahun 2015, dan Rp 2 triliun pada tahun 2016.

3. PT Dirgantara Indonesia 

PT Dirgantara Indonesia sudah sejak lama mengalami kondisi keuangan yang sulit. 

BACA JUGA: Kasus Natuna: Indonesia vs China, Menteri Inggris Bela Siapa?

Pada tahun lalu, perusahaan pembuat pesawat ini mencatatkan rugi sebesar Rp 519 miliar. 

PTDI sendiri total telah menerima Penyertaan Modal Negara (PMN) sebanyak tiga kali sejak 2011. 

Yaitu Rp 1,18 triliun pada tahun 2011, Rp 1,4 triliun pada tahun 2012 dan Rp 400 miliar pada tahun 2015. 

Penyebab rugi yakni karena adanya pembatalan kontrak dan order yang tidak mencapai target. 

4. PT PAL 

PAL Indonesia merupakan Badan Usaha Milik Negara yang bergerak di bidang industri galangan kapal. 

Kantor pusat dan industri galangan kapal ini berada di Surabaya. 

Di tahun 2018 PAL menderita rugi Rp 304 miliar. Kerugian perusahaan ini diakibatkan oleh meningkatnya beban lain-lain hingga tiga kali lipat dan kerugian entitas anak perusahaan. 

Dan tahun 2018 perusahaan juga mendapatkan PMN sebesar Rp 1,5 triliun. 

5. DOK Kodja Bahari 

PT Dok Kodja Bahari, sudah menerima PMN sebesar Rp 900 miliar. 

BUMN galangan kapal ini merugi karena beban administrasi dan umum yang terlalu tinggi yakni 58% dari pendapatan. 

Sementara untuk kerugiannya, DOK Bahari sebesar 273 miliar di tahun 2018.

6. PT Sang Hyang Seri 

PT Sang Hyang Seri (Persero) bergerak di sektor pertanian. Usaha intinya yakni produksi dan pemasaran benih. 

Pada tahun 2018, perusahaan ini mencatatkan rugi sebesar Rp 183 miliar. 

Perusahaan ini tercatat menerima penyertaan modal negara (PMN) senilai Rp 400 miliar pada 2015. 

Kerugian perusahaan diakibatkan karena masalah bisnis yang tak efisien, beban bunga, dan perubahan kebijakan pemerintah dalam hal pengadaan benih. 

7. PT Pertani 

Pertani didirikan sejak tahun 1959 sebagai perusahaan yang fokus pada sektor pertanian. 

Perusahan bergerak di bidang agribisnis yang memproduksi, mengadakan, serta memasarkan sarana produksi dan komoditi pertanian. 

Di tahun 2018, perusahaan menderita kerugian sebesar Rp 83 miliar. 

Di sisi lain, Pertani pada tahun 2016 menerima kucuran PMN sebesar 240 miliar.(*) 

Silakan baca konten menarik lainnya dari GenPI.co di Google News

Redaktur: Tommy Ardyan

BERITA TERPOPULER

BERITA TERKAIT

Copyright © 2024 by GenPI.co