Prabowo Ketok Palu: Jet Tempur Rafale Prancis vs Sukhoi-35 Rusia

27 Januari 2020 03:46

GenPI.co - Setelah Menteri Pertahanan (Menhan) Prabowo Subianto melawat ke Prancis untuk penjajakan mengenai Alutsista.

Setidaknya ada beberapa alternatif yang akan diputuskan bersama antara Menhan Prabowo dan Presiden Joko Widodo (Jokowi).

BACA JUGA: Fakta Gagalnya Operasi TNI AL, Pertahankan Sipadan dan Ligitan

Sebenarnya Indonesia pada 2018 silam telah menandatangani nota kesepakatan dengan Rusia terkait pembelian jet tempur Sukhoi SU-35 yang jumlahnya mencapai 11 unit. 

Akan tetapi, karena ada beberapa hal yang membuat proses distribusinya terhambat. Mulai dari perkara imbal dagang, sampai ancaman yang dilayangkan Amerika Serikat.

BACA JUGA: China Terkena Kutukan Nyai Blorong? Ini Terawang Mbah Mijan...

Hal tersebut akhirnya membuat Menhan Prabowo mencari alternatif lain yang tak kalah hebat.

Di mana Menhan Prabowo membidik kemungkinan Indonesia membeli jet tempur Dessault Rafale dari Prancis.

BACA JUGA: Ini Dia Peta Online Penyebaran Virus Corona, China Merah Semua?

Bila dibandingkan, kualitas Jet Tempur Dessault Rafale ternyata lebih baik ketimbang SU-35. 

Sebab, pesawat Rusia SU-35 itu merupakan unit tua yang lahir di generasi sama dengan F-14 Tomcat milik Amerika Serikat.

BACA JUGA: Virus Corona 'Meledak' di China, Presiden Xi Jinping Tak Berdaya

Sementara Rafale yang pertama dikenalkan pada 2001, telah melalui sederet pembaruan hingga generasi empat plus.

Dalam perjalanannya di medan pertempuran, Rafale diketahui terlibat dalam banyak misi sejak digunakan oleh angkatan bersenjata Prancis.

BACA JUGA: Jika TNI Perang Dengan China, Amerika Serikat Malah Senang...

Melansir Dassault Aviation, Angkatan Udara dan Laut Prancis telah melibatkan Rafale dalam serangkaian misi di Afghanistan sejak tahun 2006 hingga 2011. 

Setidaknya, dalam misi tersebut Rafale menunjukkan kemampuannya sebagai jet tempur yang handal.

BACA JUGA: Pendukung Anies Baswedan Dinilai Lebih Cerdas, Ini Hasilnya...

Rafale juga terlibat dalam misi yang dilakukan angkatan bersenjata Prancis di Libya.

Selain itu, Rafale juga melakukan pengintaian, pengawasan, Tactical Acquisition and Reconnaissance (ISTAR), Strike Coordination And Reconnaissance (SCAR).

BACA JUGA: Ngeri... Dokter dan Petugas Medis China Mulai Kena Virus Corona

Selama konflik Libya, ratusan target seperti tank, kendaraan lapis baja, penempatan artileri, tempat penyimpanan, pusat komando telah dihancurkan oleh Rafale.

Tak hanya itu, sistem pertahanan udara (SA-3 Goa dan SA-8 Peluncur Gecko fixed dan mobile SAM) ditembak dengan akurasi yang telak oleh Rafale, tulis laman Dassault Aviation.

BACA JUGA: Tjahjo Kumolo Blak-blakan Isu Honorer Dihapus, Ini yang Benar...

Sementara lain dalam operasi Chammal di Irak dan Suriah, kehebatan Rafale tak terbantahkan dalam menghancurkan beberapa terowongan bawah tanah kelompok ISIS.

Jet Tempur Rafale merupakan pesawat multifungsi karena mampu berpangkalan di daratan maupun kapal induk. 

Rafale memiliki fitur khas jet tempur generasi kelima, yakni sistem Thales RBE2 berjenis passive electronically scanned array (PESA) yang bisa melacak keberadaan lawan melalui pertarungan jarak dekat. 

Sementara sistem radar milik Sukhoi SU-35 sebenarnya tak mengecewakan, sebab sudah terpasang sistem berbasis antena array bertahap.

Untuk sektor persenjataan, keduanya hampir setara. Sukhoi SU-35 mengandalkan kanon internal Gryazev-Shipunov GSh-30-1 dengan 150 peluru, sementara Rafale menggunakan GIAT 30/719B cannon dengan 125 peluru.

Perbedaannya ada di bagian peledak, jet tempur Rafale Prancis lebih baik lantaran dibekali rudal jelajah nuklir ASMP-A, peledak yang telah terintegrasi dengan laser, serta perangkat tembak cadangan yang tersembunyi di dalam tubuh pesawat.

Selain dari udara, Rafale juga mampu menarget musuh di permukaan darat dengan peralatan mereka bernama alat intai Thales Optronics’s Reco New Generation dan juga Damocles electro-optical. 

Fitur tersebut agaknya lebih baik ketimbang yang dimiliki Sukhoi SU-35.

Meskipun punya banyak kelebihan, akan tetapi ada satu hal yang kurang dari Rafale, yakni soal kecepatan. 

Karena Rafale hanya mampu terbang pada 2.223 kilometer per jam, sedang Sukhoi SU-35 bisa mencapai 2.778 kilometer per jam.

Melihat perbandingan ini maka, Presiden Jokowi pun mengagendakan rapat terbatas (ratas) kabinet membahas masalah pertahanan, khususnya alat utama sistem persenjataan (alutsista), di Surabaya, Jawa Timur.

"Minggu depan kami akan rapat terbatas dengan Pak Menhan, nanti di Surabaya," ungkap Presiden Jokowi usai pengarahan pada rapat pimpinan jajaran Kemenhan, TNI, dan Polri di Lapangan Bhinneka Tunggal Ika Kemenhan Jakarta, Kamis (23/1).

Menurut Presiden Jokowi, bahwa pemerintah sedang menjajaki kerja sama dengan negara lain dalam pengadaan alutsista.

"Beberapa sudah dijajaki oleh Pak Menhan, baik yang dengan Prancis, dengan Korea Selatan, maupun negara-negara di Eropa Timur, dan segera akan diputuskan, minggu depan kami akan rapat terbatas," jelas Presiden Jokowi.(*)

Silakan baca konten menarik lainnya dari GenPI.co di Google News

Redaktur: Tommy Ardyan

BERITA TERPOPULER

BERITA TERKAIT

Copyright © 2024 by GenPI.co