Peneliti Sebut Vitamin K Ampuh Tangkal Virus Corona, Ini Dia...

07 Juni 2020 07:41

GenPI.co - Beberapa waktu belakangan sebuah penelitian menyebutkan bahwa seseorang yang kurang asupan vitamin K berisiko tinggi terkena virus corona. Para peneliti di rumah sakit Canisius Wilhelmina di kota Nijmegen, Belanda, menguji kadar vitamin K pada sampel tubuh pasien.

BACA JUGA: Kelewat Pelit, Tapi 5 Zodiak Ini Pintar Memanfaatkan Orang Lain

Peneliti akhirnya menarik suatu hubungan kuat antara kekurangan vitamin tersebut dengan infeksi virus corona. Di mana, pasien covid-19 yang meninggal atau dirawat di ICU ditemukan mengalami kekurangan vitamin K, seperti dilansir dari The Guardian.

Vitamin K, yang dicerna melalui makanan dan diserap dalam saluran pencernaan, adalah kunci untuk produksi protein yang mengatur pembekuan dan dapat melindungi terhadap penyakit paru-paru. Covid-19 menyebabkan pembekuan darah dan mengarah pada degradasi serat elastis di paru-paru.

BACA JUGA: Meski Jadi Mantan, Ternyata 3 Zodiak Ini Susah untuk Dilupakan

Menurut Dr Rob Jansen, seorang ilmuwan yang terlibat dalam penelitian ini, berdasarkan temuan awal ia akan mendorong asupan vitamin K yang sehat, kecuali bagi mereka yang menggunakan obat pengencer darah seperti warfarin.

"Saran saya adalah meminum suplemen vitamin K tersebut. Bahkan jika itu tidak membantu melawan covid-19 yang parah, itu baik untuk pembuluh darah Anda, tulang dan mungkin juga untuk paru-paru," ujar Jansen, Sabtu (6/6).

Selain suplemen, pihaknya menyarankan untuk perbanyak mengonsumsi bayam, brokoli, sayuran hijau, blueberry, semua jenis buah dan sayuran. Begitu juga dengan makanan Jepang seperti kacang kedelai ‘natto’ yang difermentasi yang memiliki kandungan vitamin K tinggi.

BACA JUGA: Merasa Sempurna, 3 Zodiak Ini Sulit Percaya Orang Lain

"Saya telah bekerja dengan seorang ilmuwan Jepang di London dan dia mengatakan itu luar biasa bahwa di daerah di Jepang di mana mereka makan banyak natto, tidak ada satu orang pun yang mati karena covid-19, jadi saya katakan itu sesuatu yang perlu didalami," tukasnya.

Penelitian yang dilakukan dalam kemitraan dengan Cardiovascular Research Institute Maastricht, salah satu lembaga penelitian jantung dan pembuluh darah terbesar di Eropa, meneliti 134 pasien covid-19 yang dirawat di rumah sakit antara 12 Maret dan 11 April, bersama dengan kelompok 184 pasien yang tidak memiliki penyakit tersebut.(*)

Silakan baca konten menarik lainnya dari GenPI.co di Google News

Redaktur: Tommy Ardyan Reporter: Hafid Arsyid

BERITA TERPOPULER

BERITA TERKAIT

Copyright © 2024 by GenPI.co