GenPI.co - Peneliti Universitas Airlangga (Unair) bersama Badan Intelijen Negara dan Gugus Tugas Nasional terus melakukan penelitian untuk memutakhirkan resep penyembuhan covid-19.
Dokter Purwati, tim peneliti Unair melakukan penelitian terkait dengan regimen kombinasi obat dan juga jenis stem cell yang efektif.
BACA JUGA: 3 Negara Berlomba Menemukan Vaksin Covid-19
Regiman merupakan komposisi jenis dan jumlah obat serta frekuensi pemberian obat sebagai upaya terapi pengobatan.
Titik tolak penelitiannya berdasarkan prinsip penyakit infeksi, yakni adanya konsep tiga sisi yang terdiri host, lingkungan dan agen.
"Jadi manusia itu sendiri, virus itu sendiri, serta faktor lingkungan yang apabila dibuat sesuatu hal yang sedemikian rupa sehingga mendukung pertumbuhan virus tersebut," ujar Dokter Purwati, di Media Center Gugus Tugas Nasional, Jakarta, pada Jumat (12/6/2020).
Upaya ini merupakan rangkaian upaya dari pengujian obat yang bersifat medis dan nonmedis.
Menurut Purwati kombinasi obat-obatan yang sudah ada di pasaran sedang diteliti untuk berpotensi menjadi obat yang mempunyai efek antiviral terhadap SARS-CoV-2 yang berbasis dari virus isolat Indonesia.
Proses pertama yaitu uji toksisitas. Apakah obat yang akan dipakai itu toksik atau tidak untuk sel tubuh kita,” imbuhnya.
Kedua yaitu mengecek dan meneliti potensi obat yang digunakan tersebut seberapa besar daya bunuhnya terhadap virus corona tersebut.
“Ketiga, meneliti efektivitas obat tersebut berapa besar dan berapa lama berefek terhadap penghambatan dan penurunan jumlah virus," lanjutnya
Sedangkan untuk jenis stem cell yang diteliti untuk potensi sebagai antiviral pada covid-19 ini yaitu HSCs ( Haematopetics Stem Cells) dan NK (Natural Killer) Cells.
Setelah diteliti potensinya dan efektivitasnya dengan uji tantang pada virus isolat Indonesia ini maka untuk HSCs yg diambil dari darah dibiakkan 3-4 Hari, didapatkan hasil setelah 24 jam virus menjadi tidak terdeteksi.
Ia menambahkan bahwa dalam penelitian ini juga dilakukan pengukuran sitokin sitokin inflamasi dan anti-inflamasi.
BACA JUGA: Tangani Covid-19, Inovasi Bio Farma Ciptakan Lab BSL 3 Bergerak
Dari hasil penelitian ini didapatkan peningkatan sitokin-sitokin anti-inflamasi (anti keradangan) dan penurunan sitokin-sitokin inflamasi (keradangan).(*)
Silakan baca konten menarik lainnya dari GenPI.co di Google News