Puisi Menggema di Pasar Tahura

30 April 2018 08:43

". . . Tak ada yang lebih tabah dari hujan bulan Juni.

Dirahasiakannya rintik rindunya.

Kepada pohon berbunga itu.

Tak ada yang lebih bijak dari hujan bulan Juni.

Dihapusnya jejak-jejak kakinya

yang ragu-ragu di jalan itu.

Tak ada yang lebih arif dari hujan bulan Juni.

Dibiarkannya yang tak terucapkan

diserap akar pohon bunga itu. . ."

Sepenggal puisi "Hujan di Bulan Juni" karya Sapardi Djoko Damono itu dibawakan dengan syahdu oleh Nita. Ia adalah pelajar SMAN 1 Padang Cermin, Pesawaran, Lampung yang tampil memukau di Pasar Tahura, Minggu (29/4).   Tentu saja penonton menjadi antusias. Terlebih puisi itu diiringi dengan alunan gitar. Suasana kontan jadi syahdu. Alam pun seolah turut menikmati dengan angin sepoi yang semakin menambah syahdu suasana.

Nita sendiri adalah seorang yang menyukai puisi. Ia bahkan pernah memenangkan lomba baca puisi salah satunya adalah meraih juara kedua lomba Musikalisasi Puisi Tingkat Provinsi Lampung Tingkat SLTA 2018. Di Pasar Tahura, ia tampil membawakan beberapa buah puisi. Selain karya-karya Sapardi Djoko Darmono, Nita juga tampil dengan sajak-sajak karangan Chairil Anwar.

Bagus Lianto Pratomo dari Pasar Tahura mengatakan, pembacaan puisi ini digelar dalam rangka memperingati Hari Puisi Nasional. "Kita memang ingin selalu menampilkan sesuatu yang baru dan berbeda setiap minggu. Makanya kami tampilkan pembacaan puisi," katanya.

Apalagi, kata Bagus, Nita juga merupakan remaja berprestasi dan juga merupakan anggota GenPI Lampung. "Jadi ingin sekaligus mengapresiasi anggota-anggota Genpi yang punya prestasi dan talenta ruang untuk apresiasi," ujar pria yang kerap disapa Masugab ini.

Selain penampilan Nita, Pasar Tahura juga dimeriahkan musik akustik. Pengunjung yang hadir pun berkesempatan untuk unjuk kebolehan bernyanyi dan bermain alat musik.

Eko, salah seorang pengunjung, merasa sangat senang bisa berkunjung ke Pasar Tahura. "Selain bisa bersantai bersama keluarga sambil menikmati makanan yang lezat dan murah, bisa sekaligus main gitar dan bernyanyi," tambah pria yang bekerja di PT Telkom Lampung ini.

Selain unjuk kebolehan bermain alat musik dan bernyanyi, Eko juga menjajal permainan tradisional yang disediakan gratis. "Tadi coba main enggrang dan ternyata sangat sulit sekali. Beda saat dulu masih anak-anak. Pokoknya nostalgia banget dengan datang ke Pasar Tahura. Seru," pungkasnya.

Silakan baca konten menarik lainnya dari GenPI.co di Google News

Redaktur: Paskalis Yuri Alfred

BERITA TERPOPULER

BERITA TERKAIT

Copyright © 2024 by GenPI.co