GenPI.co - Wisnu Suryaning Aji yang merupakan penulis novel Rahasia Soeratmi mengungkapkan tantangannya selama membuat karya pada Indonesia Writers Festival (IWF) 2020.
Salah satunya ialah Wisnu harus memproyeksikan cerita dari sudut pandang seorang perempuan.
BACA JUGA: IWF 2020: Perempuan Harus Berani Bersuara
Oleh karena itu, dia harus benar-benar berhat-hati ketika menuangkan idenya agar tidak terjadi biar gender.
Wisnu pun mengakui dirinya membutuhkan waktu cukup lama untuk menyelesaikan novelnya.
Selain itu, dia juga dilanda rasa lelah ketika menulis novel Rahasia Soeratmi.
“Positifnya, saya bisa melihat banyak hal baru dari sudut pandang yang berbeda. Menarik,” kata dia, Rabu (23/9).
Wisnu menambahkan, hal-hal linguistic dan segala sesuatu yang berkaitan dengan teknis wajib dipelajari ketika menulis.
Selain itu, sambung Wisnu, logika serta struktur cerita juga harus dipastikan agar bisa berjalan beriringan.
Dia pun menyebut anggapan bahwa penulis harus menghayati emosi tokoh hanya merupakan mitos.
“Emosi bisa pindah. Yang tadinya hanya konsep di kepala, kemudian dinarasikan melalui kata,” kata Wisnu.
BACA JUGA: IWF 2020: Kiat Menulis Biografi dari Fenty Effendy
Founder Storial.Co Brilliant Yotenega mengatakan, dengan setting tahun 1930-an, tokoh di novel Rahasia Soeratmi ini adalah perempuan yang berpikiran progresif.
“Sayangnya, di era Soeratmi, pemikiran semacam itu belum bisa diterima. Menariknya, di situ Wisnu coba tekankan bahwa tokoh protagonis belum pasti menang,” kata dia. (*)
Silakan baca konten menarik lainnya dari GenPI.co di Google News