Mayjen Dudung Abdurachman: Kecil Jual Klepon, Gede Jadi Pangdam

20 November 2020 14:05

GenPI.co - Tidak ada perjuangan yang sia-sia. Mayor Jenderal TNI Dudung Abdurachman meyakini pepatah lama itu karena mengalaminya sendiri. 

Siapa sangka ia yang kini menjadi Panglima Daerah Komando Militer Jayakarta (Pangdam Jaya) dulunya adalah seorang penjual klepon?

BACA JUGA: Selain Tentara Berpangkat Letkol, Pria ini adalah Seorang Pastor

Dudung melewati masa remajanya dengan kerja keras. Ia harus ikut banting tulang membantu perekonomian keluarga. 

Setelah sang ayah meninggal pada tahun 1981, Dudung harus membantu ibunya yang susah payah menghidupi 8 orang anak termasuk dirinya. 

"Bapak hanya PNS golongan II D, kami tinggal di rumah barak," kenang Dudung saat diajak ngobrol oleh GenPI.co, Jumat (20/11).

Tidak seperti anak lain yang melewati masa remaja dengan bergaul bersama teman, Dudung harus rela berjualan kue klepon buatan ibunda. 

Makanan ringan manis  khas Jawa itu  dikirim ke kantin-kantin, salah satunya berada di markas Kodam (komando daerah militer) yang ada di Bandung.

"Saat itu saya berusia 16 tahun masih duduk di bangku SMP," katanya.

Tak disangka, sebuah kejadian menyakitkan yang memantik keinginan dudung untuk ikut menjadi anggota TNI.

Kala itu, ia menjalankan rutinitas mengantar kue klepon ke markas Kodam. Tiba di sana, Dudung menemukan bahwa petugas yang berjaga adalah orang yang berbeda, bukan tentara yang mengenalnya.

Dagangannya itu lantas  ditendang oleh seorang tamtama baru ketika ia hendak menuju kantin.

Seluruh klepon buatan ibunda jatuh ke tanah. Dudung tidak bisa apa-apa selain merapikan dagangannya itu dan pulang ke rumah dengan hati yang luka. 

"Padahal setiap hari ngirim kue ke Kodam, tetapi kebetulan petugasnya ganti dan tidak mengenal saya. Setelah kejadian itu saya bertekad untuk masuk anggota TNI," ucapnya.

BACA JUGA: Jenderal Andika Perkasa Bekali Personel TNI AD dengan Ilmu Agama

Pascakejadian itu, Dudung tak kapok menyambangi markas Kodam. Aktivitas  mengantar klepon itu ia jalani hingga SMA dan berhenti sebelum ujian sekolah. 

"Saat kelas 3 SMA saya sudah punya pacar, tetapi masih dagang kue klepon," tukasnya.

Selain jualan Klepon, Dudung juga manjajaki pekerjaan lain. Ia juga memanfaatkan waktu luang untuk menjadi loper koran. 

"Jam 4 atau 5 pagi menjadi pengantar koran lalu pulang, jam 8 nya anter klepon dan mencari kayu bakar sampai jam 10 setelah itu istirahat baru sekolah," jelasnya.

Jika akhir pekan tiba, ia tidak bermain, melainkan mencari penghasilan tambahan dengan berjualan es bonbon berkeliling menjajakannya.

"Setelah lulus saya daftar AKABRI, ternyata lolos juga di perguruan tinggi negeri. Namun karena ibu tidak punya biaya, saya memutuskan memilih menjadi TNI," jelasnya.

BACA JUGA: Surati Panglima TNI, OC Kaligis Samakan Rizieq dengan Osama

Jerih payah ibunda yang membesarkan dirinya dan 7 orang saudaranya menjadi pecut yang membuatnya berusaha tanpa kenal lelah. 

Dan, perjuangannya itu membuahkan hasil. Buktinya ia telah berada di posisi pewira tinggi dengan pangkat Mayor Jenderal. Jerih payah membuatnya kini menjabat sebagai Pangdam Jaya.

Meski demikian, Dudung mengakui bahwa jasa sang ibu yang membuatnya berada di tempatnya saat ini. 

"Ibu itu orang hebat, besarkan 8 anak ada yang sampai kuliah. Untuk itu saya percaya tidak semua orang punya gaji, tetapi semua orang punya rezeki," tutupnya.(*)

Silakan baca konten menarik lainnya dari GenPI.co di Google News

BERITA TERPOPULER

BERITA TERKAIT

Copyright © 2024 by GenPI.co