GenPI.co - Pemerintah Provinsi Jawa Barat bersama Bank Indonesia Jawa Barat berkomitmen mengembangkan inovasi dan teknologi di sektor pertanian.
Pemanfaatan inovasi dan teknologi merupakan langkah strategis untuk meningkatkan produksi, produktivitas, efisiensi, dan daya saing produk pertanian. Pasar produk pertanian Jabar pun dapat diperluas.
BACA JUGA: Lahan Pertanian Kian Sulit Diakses, Aktivis Tidak Tinggal Diam
Gubernur Jabar, Ridwan Kamil mengatakan, pihaknya akan menerapkan science based agriculture atau pertanian berbasis sains untuk meningkatkan produktivitas pertanian dan menarik minat generasi muda.
"Kita ingin mengembangkan teknologi pertanian. Drone terbang membawa pupuk cair disemprotkan, melihat penyiraman dengan mekanik. Jika musim kemarau, bisa menggunakan infus tetes," katanya di Savoy Homann Bandung, Kamis (10/12/2020).
Pemprov Jabar sudah menggagas inovasi dan tekonologi di bidang pertanian. Salah satunya adalah Sistem Informasi Peta Peruntukan Perkebunan (Si Perut Laper).
Si Perut Laper menampilkan informasi kesesuaian lahan dan komoditas mulai dari lahan sesuai (S1), cukup sesuai (S2), kurang sesuai (S3), dan tidak sesuai (N).
Sebelum Si Perut Laper hadir, pada 2015 sebanyak 80 persen (390.534 hektare) dari luas tanam 488.167 hektare, komoditas perkebunan ditanam pada lahan diluar S1.
Setelah Si Perut Laper hadir, terjadi peningkatan arah pemanfaatan lahan S1 sebesar 40 persen dan penurunan arah pemanfaatan lahan S2 dan S3 sebesar 60 persen.
Peningkatan penggunaan lahan S1 dan penurunan penggunaan lahan S2 dan S3 menjadi indikator keberhasilan Si Perut Laper.
Kepala Bank Indonesia Jabar, Herawanto mengatakan, pemanfaatan hasil inovasi dan teknologi merupakan langkah strategis untuk memitigasi risiko krisis pangan global yang akan berdampak kepada Indonesia dan Jabar.
"Kita harus mengambil langkah strategis untuk menjaga ketahanan pangan. Antara lain melalui kualitas dan produktivitas produksi pertanian menggunakan teknologi termasuk mekanisasi bahkan digitalisasi," ucap Herawanto.
Selain itu, juga perlu melibatkan partisipasi generasi milenial untuk membentuk sumber daya nanusia (SDM) yang unggul.
BACA JUGA: Tidak Terlalu Terdampak Covid-19, Sektor Pertanian Paling Tangguh
"Kita harus menjaga distribusi pangan melalui pembangunan infrastruktur pendukung, menjaga stok pangan untuk memenuhi kebutuhan distribusi melalui sarana dan prasarana pendukung melalui sistem resi gudang," tuturnya. (*)
Silakan baca konten menarik lainnya dari GenPI.co di Google News