GenPI.co - Pemerintah telah mendatangkan 1,2 juta dosis vaksin covid-19 ke Indonesia pada pekan lalu. Vaksin tersebut produksi Sinovac, perusahaan farmasi China.
Ada dua cara agar masyarakat bisa mendapatkan vaksin tersebut, yaitu jalur subsidi bagi peserta BPJS keseharan dan umum atau bagi masyarakat mampu.
BACA JUGA: Wajib Tahu! Begini Cara Bio Farma Distribusikan Vaksin Corona
Bhima Yudhistira, Ekonom Indef menyarankan vaksin corona sebaiknya digratiskan melalui dana pemerintah infrastruktur.
"Belanja keamanan dan pertahanan, itu yang harusnya bisa digeser untuk pendanaan vaksin, kalau menurut saya, ya, begitu,” ujar Bhima kepada GenPI.co, Senin, (14/12/2020).
Bhima menambahkan, negara masih mampu menyediakan anggaran tersebut untuk kelangsungan hidup masyarakat.
"Seharusnya ada pergeseran alokasi anggaran infrastruktur ke kesehatan di tahun 2021," tambahnya.
BACA JUGA: Wah! Kakek 90 Tahun Jadi Orang Pertama Vaksinasi di Inggris
Dengan pengalihan dana infrastuktur ke kesehatan seperti yang disarankan Bhima, mobilitas masyarakat dapat meningkat dan ekonomi memulih.
"Semua kelompok masyarakat bisa lebih cepat pemulihannya, ekonomi kita pun tumbuh lebih cepat ke level 5 persen. Harusnya logikanya seperti itu,” ujarnya.
Bhima juga menilai optimisme Indonesia untuk mencapai pertumbuhan ekonomi 5 persen dinilai akan sulit tercapai.
Dia memperkirakan secara umum Indonesia akan tumbuh kembali dua tahun setelahnya.
Diketahui sejumlah negara, memutuskan menggartiskan pemberian vaksin covid-19 bagi warganya.
Pemerintah Amerika Serikat saat ini tengah merundingkan bantuan sebesar USD 908 miliar, diantaranya untuk dana guna memberikan vaksin secara gratis bagi warganya. (*)
Silakan baca konten menarik lainnya dari GenPI.co di Google News