Suamiku Banjir Keringat dengan Janda di Ruang Bawah Tanah Rumah

04 Februari 2021 12:45

GenPI.co - Kisah tragis ini berawal saat aku dan suamiku, Mas Tino memutuskan untuk pindah rumah. 

Hal itu terpaksa kami lakukan karena Mas Tino ditugaskan bekerja di kantor yang berada di Surabaya, Jawa Timur. 

BACA JUGA: Duh, Desah Suara Sopir Angkot ini Makin Bikin Aku Lemas

Kehidupan di Jakarta yang sudah sangat nyaman terpaksa harus kami lepaskan dan memulai kehidupan baru di Surabaya. 

Di Surabaya, kami menyewa sebuah rumah yang tidak terlalu besar. 

Meski tak terlalu besar, rumah yang kami sewa cukup unik. 

Pasalnya, di rumah itu terdapat sebuah ruang bawah tanah yang digunakan untuk menyimpan barang-barang. 

Adanya ruang itu tentu sangat membantu kami untuk menyimpan barang-barang bawaan yang sangat banyak sekali. 

Setelah resmi pindah, aku sengaja membuat kue yang rencananya akan aku berikan ke tetangga sekitar. 

Perlahan, aku pun mulai kenal dengan tetangga-tetangga, khususnya yang berada di sebelah kanan dan kiri rumahku. 

Tetangga sebelah kanan rumahku bernama Pak Roby, kebetulan, beliau adalah ketua RT di lingkunganku tinggal. 

Tetangga sebelah kiri rumahku bernama Selly, dia adalah seorang janda yang ditinggal suaminya meninggal satu tahun lalu. 

BACA JUGA: Kenal Cewek di Tinder, Waktu Ketemu Aku Cuma Melongo!

Bahkan, aku sudah mulai akrab dengan Selly, dia juga sering membantuku untuk membuat roti. 

"Mbak, kalau mau buat roti nanti aku bantuin lagi," kata Selly. 

"Iya Sel, nanti aku kabari ya," jawabku. 

Meskipun hidup sendiri, Selly terlihat sangat bahagia, dia tidak pernah sedikit pun terlihat sedih atau galau. 

Hidupnya seperti tak ada bebas, lepas dan bisa dikendalikan sesuai keinginannya. 

Tak hanya baik kepadaku, Selly juga sangat baik hati pada Mas Tino. 

"Ini tadi aku masak semur jengkol, katanya kesukaannya Mas Tino," kata Selly sembari menyodorkan masakannya. 

Saat itu, aku tak merasa curiga sedikit pun pada Selly. 

Aku menganggap apa yang dilakukan Selly adalah sebuah kebaikan kepada tetangga baru.

"Mas, ini tadi semur jengkol dari Selly," kataku. 

"Wah pasti enak banget ini," jawab Mas Tino. 

Ya, Mas Tino memang sangat suka dengan semur jengkol. 

BACA JUGA: Suara Sopir Angkot itu Bikin Tubuhku Merinding Tak Keruan, Oh...

Suatu hari, Selly meminta bantuan Mas Tino untuk membenarkan pipa air di rumahnya yang rusak. 

Aku pun mengiyakan permintaan Selly tersebut, tak ada salahnya membantu tetangga yang sedang kesulitan. 

Singkat cerita, pipa air rumah Selly akhirnya sudah normal kembali. 

Namun, ada yang berbeda dari raut wajah Mas Tino. 

Setelah pulang dari rumah Selly, Mas Tino terlihat sangat bahagia sekali. 

Aku belum pernah melihat Mas Tino sebahagia itu, wajahnya terlihat sangat gembira. 

"Kamu kenapa? Bahagia banget pulang dari rumah Selly," tanyaku.

"Tadi, Selly masak semur jengkol, enak banget," jawabnya. 

Aku tak ambil pusing saat mendengar jawaban Mas Tino.

Pasalnya, dia memang sangat senang saat memakan makanan kesukaan tersebut. 

Namun, setelah kejadian itu, ada yang aneh dari sikap Mas Tino. 

Setiap kali Selly ada di rumah kami, Mas Tino terlihat sangat bahagia sekali. 

Dia juga sangat antusias dan selalu ingin berada bersamaku dan Selly. 

Saat itu, aku masih tak ambil pusing dengan sikap Mas Tino. 

Pasalnya, aku yakin Mas Tino tak akan tega mengkhianati kesetiaanku padanya. 

Singkat cerita, aku mendapat kabar bahwa saudaraku yang berada di Semarang, Jawa Tengah, dirawat di rumah sakit. 

Mendengar hal itu, aku pun langsung izin ke Mas Tino untuk menjenguk saudaraku tersebut. 

"Tapi, mas nggak bisa ikut, kerjaan kantor masih banyak," kata Mas Tino. 

"Kamu fokus kerja saja, aku juga cuma sehari kok mas," jawabku. 

Setelah mendapat izin dari Mas Tino, aku pun langsung terbang menuju ke Semarang. 

Sesampainya di sana, aku langsung menuju ke rumah sakit tempat saudaraku dirawat. 

Keadaan saudaraku ternyata cukup baik, hal itu membuatku lega. 

BACA JUGA: Usai Kau Baca Surat ini, Ku Telah Berlalu Bersama Derai Air Mata

Selain menjenguk saudara, aku juga bisa bertemu dengan Ibuku di Semarang. 

Setelah satu hari berada di Semarang, aku memutuskan untuk kembali ke Surabaya. 

Aku sengaja membeli tiket pesawat dengan keberangkatan paling pagi. 

Aku sudah tak sabar ingin melihat wajah dan senyum manis dari suamiku tercinta. 

Sesampainya di bandara, aku langsung menuju rumah tanpa mengabari Mas Tino terlebih dahulu. 

Setelah tiba di rumah, aku kaget, karena pintu rumahku tidak dikunci. 

"Mas Tino di rumah? Mas, Mas Tino?" teriakku. 

Tiba-tiba, aku melihat Mas Tino lari dari ruang bawah tanah rumah. 

"Kok nggak di kantor mas? Dari ruang bawah tanah ngapain?" tanyaku. 

"Iya nih, tadi pulang sebentar mau ngambil barang di bawah," jawab Mas Tino. 

Namun, tak lama terdengar suara langkah kaki lagi dari ruang bawah tanah. 

"Siapa mas?" terdengar suara seorang perempuan dari bawah. 

Tiba-tiba, sosok Selly yang hanya memakai pakaian dalam muncul dari ruang bawah tanah. 

Saat melihatku, Selly langsung menutupi badannya dengan pakaian yang dia bawa. 

BACA JUGA: Kala Suami Menghadiahiku Pria Lain di Hari Ulang Tahunku

"Apa-apaan ini mas? Kenapa ada Selly? Kenapa dia nggak pakai baju? Kenapa mas?" tanyaku sembari terisak. 

Mas Tino hanya terdiam sedangkan Selly terus meminta maaf kepadaku. 

"Dasar janda nggak tahu malu!" teriakku. 

Tanpa banyak kata, aku langsung pergi meninggalkan rumah dan Mas Tino. 

Dengan penuh air mata, aku menuju ke Terminal Purabaya. 

Aku langsung memesan tiket untuk menuju ke Semarang. 

Rasa sakit hati karena dikhianati, membuatku ingin pulang ke Semarang bertemu ibu. 

Setelah sampai di sana dan setelah pikiranku tenang, aku berencana untuk menceraikan Mas Tino. 

Menurutku, perselingkuhan adalah kesalahan yang tak bisa dimaafkan. (*) 

Silakan baca konten menarik lainnya dari GenPI.co di Google News

BERITA TERPOPULER

BERITA TERKAIT

Copyright © 2024 by GenPI.co