Gencarkan Konsumsi Ikan, KKP Latih Masyarakat di 24 Provinsi

GenPI.co - Pusat Pelatihan dan Penyuluhan Kelautan dan Perikanan (Puslatluh KP) Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP) menyelenggarakan Pelatihan Pengolahan Hasil Perikanan bagi Masyarakat Perikanan di Kabupaten Melawi, Kalimantan Barat, pada 24-25 Februari 2021.

Acara tersebut merupakan bagian dari rangkaian acara pelatihan daring melalui zoom dan aplikasi pembelajaran milik KKP, yaitu e-Jaring. Pelatihan tersebut diikuti oleh ratusan peserta dari 24 provinsi di Indonesia.

BACA JUGA: Tegas Banget! Menteri Treggono Skakmat Eksportir Benur Lobster

Dalam acara itu, para peserta dibekali materi seputar cara mengolah hasil perikanan menjadi berbagai macam produk, seperti bakso, siomai dan kerupuk. 

Peserta sejumlah 100 orang itu juga diberi materi tentang pengemasan dan pemasaran produk hasil olahan ikan.

Pelatihan itu diharapkan dapat meningkatkan pengetahuan, keterampilan, dan sikap para peserta untuk melakukan diversifikasi usaha berupa pengolahan ikan.

Tak hanya itu, masyarakat Melawi juga diharapkan semakin terbiasa mengonsumsi ikan guna memenuhi gizinya.

BACA JUGA: Bak Sekali Dayung Lewati 3 Pulau, Bisnis Mahasiswa Ini Menggurita

Kepala Badan Riset Sumber Daya Manusia Kelautan dan Perikanan (BRSDM KP) Sjarief Widjaja memaparkan bahwa ikan mengandung protein tinggi yang sangat sehat dan baik untuk tubuh, sehingga baik untuk dijadikan konsumsi rutin masyarakat.

“Ikan itu bahan makanan yang sangat bergizi. Ikan mengandung protein tinggi dan asam amino esensial yang diperlukan oleh tubuh. Selain itu, ikan juga memiliki sedikit jaringan pengikat, sehingga mudah dicerna,” tuturnya.

Dia menyatakan bahwa pelatihan itu diselenggarakan untuk menggenjot target peningkatan konsumsi ikan nasional sebanyak 62,5 kg/kapita/tahun pada 2024. 

Sementara itu, anggota Komisi IV DPR-RI Yessy Melania menuturkan bahwa sistem pendampingan berkelanjutan perlu dilakukan agar peserta dapat terus merasakan manfaat dari pelatihan.

“Kita semua perlu terus bersinergi untuk membina peserta pelatihan ke depannya. Perlu ada sistem yang berkelanjutan agar dampak pelatihan-pelatihan yang dijalankan dapat dilihat dan dirasakan langsung oleh masyarakat,” tuturnya. (*)