Tips Mengatur Keuangan untuk Milenial di Tengah Pandemi Corona

11 September 2020 18:30

GenPI.co - Pandemi corona berdampak terhadap bidang ekonomi salah satunya sektor usaha yang bertumbangan sehingga memunculkan pemutusan hubungan kerja (PHK).

Generasi milenial sebagai salah satu lapisan angkatan kerja atau kaum produktif tentu saja merupakan golongan yang terdampak.

BACA JUGA: Berenang saat Pandemi Amankah? Begini Penjelasan Dokter

Pakar perencanaan keuangan Prita Hapsari Ghozie, memaparkan kondisi saat ini memunculkan kekhawatiran di kalangan generasi milenial terutama terhadap keamanan pekerjaan atau job security serta terhadap masa depan karena masih panjang usia dan harapan hidup.

"Saat ini sebenarnya merupakan peluang untuk meningkatkan produktivitas. Kalau tidak hati-hati masa depan tak dipersiapkan dengan baik maka akan memunculkan beban," katanya di Jakarta, Jumat (11/9).

Terkait hal itu, Prita memaparkan sejumlah kiat yang bisa dilakukan generasi milenial untuk mempersiapkan masa depan mereka terutama terkait bagaimana mengatur keuangan mereka di saat pandemi.

Menurut Prita, pengaturan keuangan sebaiknya fokus ke orang yang memberi penghasilan atau tulang punggung keluarga secara ekonomi. 

Baru kemudian orang yang memiliki resiko sakit tinggi seperti orang tua baru kemudian anggota keluarga yang lain.

"Penghasilan yang diterima akan lebih baik jika dibagi-bagi untuk SIP, 'saving, investment and protection' (tabungan, investasi dan proteksi," sarannya.

Menurut dia, proteksi keuangan sangat penting bagi generasi milenial terutama untuk perlindungan saat sakit atau hari tua sehingga perlu direncanakan dari saat masih muda.

Prita menyarankan generasi milenial banyak memanfaatkan peluang untuk lebih produktif, kalau bisa tidak bergantung pada satu tempat penghasilan.

"Earning power ditingkatkan mumpung masih muda. Penghasilan bisa dibagi-bagi untuk saving, investment dan proteksi," katanya.

Sementara itu Chief Distribution Officer PT Zurich Topas Life, Budi Darmawan, mengatakan banyak masyarakat Indonesia yang tidak siap menghadapi pandemi saat ini dan keuangannya terganggu karena penyakit atau pendapatan berkurang.

BACA JUGA: Partai Baru Amien Rais Berazaskan Islam Rahmatan Lil Alamin

Hal ini terjadi karena kesalahan dalam alokasi penghasilan selama ini, di mana sebagian besar masyarakat menghabiskan 80 persen penghasilannya untuk biaya hidup sehari-hari dan hanya 6 persen untuk asuransi dan investasi.

"sementara dalam perencanaan keuangan, investasi dan asuransi disarankan 20 persen dari penghasilan," katanya. (ant)
 

Silakan baca konten menarik lainnya dari GenPI.co di Google News

Redaktur: Cahaya

BERITA TERPOPULER

BERITA TERKAIT

Copyright © 2024 by GenPI.co