Delapan Tahun Aku Menanti Sia-Sia

27 April 2021 21:30

GenPI.co - Delapan tahun aku menunggu kepastian dari Niko, tapi yang aku dapat hanyalah penyesalan. 

Aku mengenal Niko sejak masih kuliah. Awalnya, dia adalah kakak kelasku, tetapi entah kenapa aku jadi merasa suka dengannya. 

BACA JUGA: Nikmatnya Hisapan Janda Cantik, Bikin Aku Merem Melek

Aku kaget, ketika dia mendekatiku, dan tak lama kami jadian. 

Punya pacar seperti Niko sangatlah beruntung. Nilai akademis ku jadi tertolong, karena Niko sangatlah pintar. Dia juga aktif dalam organisasi kampus. 

Namun setelah aku lulus, kami harus berpisah, karena aku dapat pekerjaan di luar Bandung. Sementara itu, Niko masih berkutat dengan tugas akhirnya.

BACA JUGA: Kisah Mualaf: Gue Masuk Islam Setelah Bosan Terlena Nikmat Dunia

Hubunganku masih terbilang baik dengannya, walaupun kami LDR. Saling percaya merupakan kunci dari kebershasilan hubungan.

Sayangnya, setelah lulus kuliah Niko bekerja di Jakarta. Hal inilah yang membuat hubungan kami renggang. Kami sudah sibuk dengan urusan pekerjaan masing-masing. 

Tak hanya itu, di Bandung, aku justru bertemu dengan orang yang menurutku menarik. Dia adalah Doni.

Singkat cerita, Doni ternyata menyimpan rasa denganku. Tak hanya itu, Doni bahkan menawarkan aku untuk menjadi istrinya.

Aku tak percaya dan tak menyangka, ada seorang pria yang melamarku dengan secepat itu, tetapi bukan Niko, kekasih hatiku.

Sebelum aku menolak Doni, aku sempat bertemu Niko. Kami berjumpa di sebuah kafe di bilangan Jakarta. 

Aku menceritakan apa yag terjadi denganku, termasuk lamaran Doni. Aku terkejut melihat jawaban Niko yang mengatakan belum siap meminangku. 

Anehnya, dia tidak marah dengan apa yang aku ceritakan.

“Kalau kamu mau menerima lamaran Doni, aku tidak masalah,” ujar Niko. 

“Kok, kamu gitu, sayang,?”  tanyaku. 

“Aku belum siap berkomitmen,” jawabnya.

Hatiku pun seolah hancur mendengar kalimatnya itu. Dia mengaku belum siap berkomitmen, tapi selalu menghubungiku dan menganggapku kekasihnya.

Malam itu, setelah bertemu dengan Niko dan kembali ke Bandung, aku menolak lamaran Doni.

Dia pun kecewa mendengar keputusanku dan memilih menunggu Niko tanpa kejelasan. Aku mencoba sabar menerima keadaan. Entah berapa level bucin kepada Niko?

Malam tahun baru, menjadi malam yang kelam bagiku. Sebab, saat itu aku bertemu dengan Niko jalan dengan wanita lain keluar dari kelab malam. Delapan tahun aku menanti sia-sia. (*)

Silakan baca konten menarik lainnya dari GenPI.co di Google News

Redaktur: Landy Primasiwi Reporter: Mia Kamila

BERITA TERPOPULER

BERITA TERKAIT

Copyright © 2024 by GenPI.co